Selasa, 19 November 2013

Kebodohan

Halo semua, udah lama aku nggak nge-blog lagi semenjak pulang dari Bandung kemarin, Yaah karena satu dan lain hal jadinya belum sempet masang postingan baru di blog ini. Akhirnya sekarang ada kesempatan buat nulis lagi. Anyway dari judul postingan ini pasti udah ketebak kan aku mau ngebahas apa. Ya apalagi kalo bukan kebodohan aku yang hari ini ngelewatin satu mata kuliah yang bisa dibilang yaah cukup penting gitu ya, mata kuliah Kepemimpinan. 

Jadi ceritanya gini, aku nggak ikut kelas Kepemimpinan bukan karena telat atau kesiangan. Secaralah ya kuliahnya mulai jam 13.00 siang so, kalian pikir aku makhluk apaan yang nggak bangun-bangun sampai jam segitu. Hehehe.... yah karena Surabaya saat ini lagi dilanda musim penghujan yang bisa dibilang agak telat gitu datengnya, ya setiap hari jadinya mendung gini deh. 

Oke sekarang kita masuk ke inti cerita ya. Kebodohan hari ini bermula dari menunda-nunda berangkat ke kampus. Entah kenapa karena sudah siap berangkat ke kampus dari jam 11 siang aku malah merasa masih banyak waktu sampai jam 13.00. Alhasil karena nggak segera berangkat maka hujan pun memberi pelajaran akan jeleknya menunda-nunda pekerjaan. Ya, hujan serta merta turun dengan lebatnya dan membuat suasana yang kondusif untuk menunda pergi ke kampus dan segera berlindung di balik selimut hangat. 

Akhirnya karena hanyut dalam suasana biru tersebut tanpa disadari waktu sudah menunjukkan pukul 14.00 lewat. Aku segera sadar dari tidur karena ada telepon dari Mbak Indra, rekan di organisasi KMHDI (Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia) yang meminta untuk ikut membantu sosialisasi organisasi di kampus UPN "Veteran" Surabaya. Memang aku ada janji sehari sebelumnya dengan Mbak Indra untuk ikut membantu dia sosialisasi, tapi berhubung hujan masih setia menyirami seluruh Surabaya maka aku pun terpaksa tidak bisa mengikuti kegiatan sosialisasi. Lebih parahnya lagi, ada SMS dari teman kuliah yang bilang kalo hari ini ada kuis Mata Kuliah Kepemimpinan. Astaga.... dia nanya kenapa aku tidak masuk kuliah. Sontak saja aku balas SMS dari dia kalau aku ada kegiatan sosialisasi di UPN. Duh bodohnya aku berbohong dan nggak bisa menepati janji di waktu yang bersamaan.. 

Maka disertai dengan hujan yang turun dengan lebatnya ada makna yang bisa diambil dari kebodohan hari ini. "Jangan pernah menunda-nunda mengerjakan sesuatu".
Read More

Minggu, 10 November 2013

Lesson Learned from Bandung

Hari ini kami, tiga orang yg dipilih untuk mewakili mahasiswa Hindu di Universitas Airlangga baru saja selesai ikut kegiatan Utsawa Dharma Gita yg diselenggarakan oleh teman-teman dari Institut Teknologi Telkom. Banyak lomba yang diadakan di acara itu, yah tetapi kami hanya mengikuti lomba Dharma Widya (cerdas cermat) dikarenakan teman-teman kami yang lain berhalangan ikut berpartisipasi lantaran masih berkutat dengan UTS (Ujian Tengah Semester) di kampus kami.

Kami berangkat ke Bandung bermodalkan kepercayaan diri yang tinggi mengingat dua tahun lalu Universitas Airlangga berhasil meraih juara 2 di lomba yang sama. Tak hanya itu, kami juga disangui (dibekali) sedikit dana keberangkatan oleh pihak rektorat. Hehehe... Matur suwun Pak! Jadilah kami berangkat hari Jumat 8 November 2013, jam 8 pagi.

Setelah melalui perjalanan panjang di kereta yang kurang lebih memakan waktu hampir 15 jam dari Surabaya ke Bandung (jujur saja pinggang saya rasanya udah mau lepas gara-gara kelamaan duduk di kereta). huuffth... Akhirnya kami sampai juga di tanah Pariangan! *tepuk tangan*. Sesudah sampai, waktu ternyata menunjukkan pukul 11 malam. Di Stasiun Kiaracondong, Bandung, saya langsung disambut oleh teman dari IT Telkom yang sudah dipersiapkan menjemput peserta lomba. 

Di Bandung, sewaktu malam pertama kami tidak menginap di tempat yang sama. Kami memilih untuk menginap di rumah kenalan kami masing-masing. Tentu saja tujuannya untuk efisiensi biaya. Hehehe... Langsung aja kami minta diantarkan ke rumah kenalan kami masing-masing, saya kebagian nginep di rumah teman lama, teman jaman SMP dulu yang kebetulan juga merupakan salah seorang panitia lomba, namanya Krisna. Dengan wajah letih dan memelas yang saya tunjukkan akhirnya mampu membuat Krisna tidak tega dan membiarkan kamarnya saya "jajah" semalam. Maaf ya Kris malam-malam jadi ngerepotin. Hahaha...

Hari kedua di Bandung acaranya hanya opening ceremony saja. Untuk lombanya dimulai besok pagi. Opening ceremony digelar di Gedung Serba Guna (GSG) Institut Teknologi Telkom. Pada saat inilah saya ketemu dengan saudara jauuuh saya, namanya Prima. Saya biasa manggil dia mbok Prima. Yah secara umurnya yang lebih tua beberapa bulan dari saya sih.. Senang rasanya bisa ketemu mbok Prima lagi, kami seumuran tapi dia lebih ulet dan rajin daripada saya. Kegiatannya di kampus buannyaak sekali. Orangnya juga fokus dan serius kalau menjalani sesuatu. Inilah yang membuat saya kagum dengan dia. Malamnya, mbok Prima ngajak saya jalan-jalan di Kota Bandung, sekalian nyari angin katanya.. (Kalo nyari angin aja mah cukup olesin minyak angin aja kali mbok).

Akhirnya pas jam 9 malam mbok Prima jemput saya di kontrakannya Krisna. Dia pun ngajak saya ke suatu tempat makan yang kalo nggak salah namanya Nasi Kalong. Pikiran saya pun menerawang kemana-mana, "sejak kapan mbok Prima punya hobi makan kelelawar raksasa?!". Apa mungkin karena kebanyakan aktivitas di kampus kali ya sampai-sampai harus makan daging kalong biar stamina menjalani rutinitas tetap terjaga. Ah, sudahlah..

Sesampai di TKP, ternyata yang saya duga tadi salah besar. Nasi kalong nyatanya hanya sebutan makanannya aja, nggak ada implikasinya ke lauk yang dihidangkan. Hadeeh.. Untung saya salah. Nasi Kalong ternyata enak banget, nasinya warna ungu, ya kayak janda-janda gitu deh. Apa asal-usul warna nasinya yang agak keunguan itu ada kaitannya dengan janda-janda di Bandung saya juga kurang tau, yang penting cicipin masakan yang cuma bisa dimakan di Bandung ini. Tempat makannya juga lumayan nyaman gitu sih, ada lilin yang hidup diantara kita, menemani waktu makan (romantis bangeeet... Coba bisa ngajak pacar ke sini ya) mwehehehe...

Waktu keluar ama mbok Prima nggak kerasa cepet banget, dan sudah waktuny kita kembali ke kos dan kontrakan masing-masing. Yaah.. Padahal masih mau lama-lama nih ama mbok Prima *eh* entah kenapa malam itu mbok Prima terlihat sangat anggun dan cantik. Mata terus tertuju padanya. Apa karena saya udah lama nggak ketemu atau dia emang sengaja dandan maksimal buat nyambut saudara jauhnya (jauh secara jarak tempat kuliah dan secara silsilah). Hahaha.. Apapun alasannya aku suka banget mbok Prima malam itu. Kamu cantik banget kak! :)

Yah besoknya setelah mengikuti lomba ternyata modal kepercayaan diri yang kami bawa dari Surabaya nggak cukup membantu menghindari kami dari kekalahan di lomba Dharma Widya. Jadilah kami pulang dengan tangan hampa. Pikiran kami udah nggak tenang karena kemungkinan teman-teman di Surabaya ngamuk gara-gara kami gagal pulang bawa piala udah makin santer terbayang di kepala kami. Huhuhuu...
Mau apa lagi, memang kami tidak mempersiapkan diri secara maksimal. Yaaa beginilah hasilnya, ada pelajaran berharga yang  saya dapat dari Bandung.. Mengenai persiapan maksimal, fokus, dan keseriusan. Pahit memang merasakan kekalahan, tapi kekalahan bukan alasan untuk mundur, kekalahan bagi saya sama seperti obat. Pahit! Tapi karena rasanya yang pahit itulah penyakit yang ada di dalam diri kita bisa disembuhkan bukan? Kekalahan ini adalah obat bagi saya untuk dapat lebih meningkatkan kemampuan lagi dan terus menerus belajar agar kemampuan diri ini terus berkembang.

Begitulah pengalaman saya selama tiga hari di Bandung. Ada pahit dan manis yang datang silih berganti. Manisnya sih datang duluan (bisa ketemu teman-teman lama kayak Krisna, Pitha, dan Yusri. Juga bisa ketemu mbok Prima, si saudara jauh saya. Semoga kita nggak terus-terusan jauh ya mbok. Sekali-sekali ya bisa deketlah dikit, hehehe..). Nggak peduli apapun hasil yang kami dapat di Bandung, saya ingin segera melupakan kekalahan ini sesampai di Surabaya. Menuju kota pahlawan dengan pelajaran berharga dari kota kembang.


Read More

Rabu, 30 Oktober 2013

Bagaimana hubungan antara organisasi dengan manajemen?

Berdasarkan definisinya, organisasi dapat dipahami sebagai sekelompok individu yang terstruktur dan sistematis yang berada dalam sebuah sistem. Atau dengan pengertian lain, organisasi adalah wadah untuk sekelompok individu berinteraksi dengan wewenang tertentu. Sedangkan menurut Sentot Imam Wahjono dalam bukunya “Perilaku Organisasi” (2010, 5), organisasi adalah wadah yang memungkinkan masyarakat dapat meraih hasil yang sebelumnya  tidak dapat dicapai secara individual. Pendapat dari Sentot Imam Wahjono tersebut memiliki kemiripan dengan pendapat dari James D. Mooney dalam Saydam, G (1993, 57), Mooney mendefinisikan organisasi merupakan setiap bentuk perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama. Jika bisa dipersempit, saya dapat memilih tiga kata yang dapat mewakili organisasi, yakni: Kelompok, Manusia, dan tujuan.
Lalu mengenai manajemen, secara etimologi manajemen merupakan kata serapan dari kata Bahasa Inggris “to manage”. Menurut George R. Terry dalam Saydam, G (1993, 6-7), “Management is the accomplishing of a pre determined objective through the effort of the other people”. Jadi manajemen merupakan proses pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya melalui kegiatan yang dilakukan oleh orang lain. Pendapat sedikit berbeda dikemukakan Henry Fayol, menurut Fayol dalam Saydam (1993; 7) manajemen adalah proses kegiatan Planning, Organizing Commanding (pengkomandoan), Coordinating (pengkoordinasian), dan Controlling yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditentukan. Jika bisa dipilih tiga kata, saya memilih kata koordinasi, kontrol dan tujuan sebagai kata yang dapat mewakili definisi manajemen. Jadi ada kegiatan koordinasi dan pengontrolan untuk mencapai tujuan sekumpulan orang di dalam suatu kegiatan manajemen.
Hubungan antara organisasi dan manajemen adalah dari kedua definisi masing-masing, ada upaya atau proses untuk mencapai tujuan. Jadi manajemen adalah proses koordinasi untuk mencapai tujuan organisasi. Di dalam organisasi sudah barang pasti ada kegiatan manajemen para anggota organisasi agar tidak tercerai berai dalam mencapai tujuan organisasi, karena setiap individu dalam organisasi memiliki tujuan dan motif yang berbeda-beda. Organisasi memerlukan fungsi-fungsi yang ada di dalam manajemen seperti pengkomandoan, pengkoordinasian, serta pengontrolan agar bisa mencapai cita-cita organisasi secara efektif dan efisien. Selain itu, seorang pemimpin dalam sebuah organisasi harus memiliki tingkat keterampilan yang berbeda-beda. Pada tingkatan manajer paling atas (Top Manager) membutuhkan kemampuan konseptual daripada yang lainnya. Manajemen paling bawah lebih memerlukan ketrampilan  teknikal, seperti akuntansi, komputer, dan lain-lain. Ketrampilan ketiga, yaitu ketrampilan berkomunikasi dimana ketrampilan ini dibutuhkan dalam semua tingkatan manajemen.


DAFTAR PUSTAKA
Saydam, Bc. TT, Drs. Gouzali, Soal-Jawab Manajemen dan Kepemimpinan, Penerbit Djambatan, Jakarta, 1993.
Wahjono, S.I., Perilaku Organisasi, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2010.
Read More

Rabu, 07 Agustus 2013

Meet With Foreign Student at Ubud

Liburan kuliah semester empat ini seperti biasa saya minim jadwal (pengangguran). Tidak tau apa yang mesti dilakukan untuk mengisi liburan. Padahal saat kuliah masih berjalan begitu banyak hal yang ingin saya lakukan di kampung halaman.

Setelah bingung kesana-kemari mencari kegiatan liburan selain main sepakbola dan ke rumah teman, saya dapat ajakan dari teman yang juga kuliah di Surabaya tetapi beda kampus dengan saya. Namanya adalah Tukik (re: anak penyu). Tukik yang kebetulan pamannya adalah pemilik sebuah bar di kawasan wisata Ubud mengajak saya dan Angon untuk main-main ke bar pamannya sembari melatih kemampuan bahasa Inggris kami yang pas-pasan. Kami pun setuju untuk mampir ke sana.
Sesampai di bar tersebut, kami langsung disuguhi minuman. Tukik kemudian mengenalkan kami pada kenalannya dari luar negeri. Mereka adalah sekumpulan mahasiswi dari berbagai negara yang sedang liburan ke Bali sambil belajar Bahasa Inggris. Mereka berasal dari bermacam-macam negara, ada yang dari Inggris, China, Belanda, Skotlandia, Australia, dll. Kami pun segera berbaur dengan mereka dan terlibat berbagai macam obrolan ringan mulai dari memperkenalkan diri masing-masing hingga obrolan seputar kehidupan di negara masing- masing.

Dari obrolan ringan tersebut kami dapat menangkap bahwa mereka sangat mengagumi adat dan perilaku keseharian masyarakat di Bali, mereka juga mengatakan sempat belajar membuat canang. "Our culture was so different!" kata Jeanne si mahasiswi dari Skotlandia. Mereka berada di Bali kurang lebih selama tiga minggu dan harus kembali ke negara mereka masing-masing minggu depan. Waktu menunjukkan pukul 01.00 Wita tapi kami semua seakan larut dalam pembicaraan seraya mereka-reka mengenai kepribadian serta tukar menukar informasi di negara masing-masing. Tentu saja obrolan kami ini menggunakan Bahasa Inggris dan tidak menggunakan bantuan  subtitle sebagaimana saat menonton film-film asing. Inilah yang dimaksud oleh Tukik agar kita bisa meningkatkan kemampuan berbicara Bahas Inggris kita walaupun dalam percakapan dengan mereka grammar atau tata bahasa yang kami ucapkan bisa dibilang jauh dari memuaskan.

Begitulah pengalaman saya saat itu, pengalaman berharga bisa berinteraksi dengan mahasiswi dari luar negeri. Kelak suatu saat saya akan balik mengunjungi mereka di negaranya. Suatu saat nanti? Ya semoga ada kesempatan untuk melakukannya. Astungkara...
Read More

Jumat, 21 Juni 2013

Plesetan Nama Pemain Bola


Pemain-pemain sepak bola tidak hanya lihai memainkan si kulit bundar di atas lapangan hijau, beberapa di antara mereka memiliki nama yang bisa diplesetkan. Berikut merupakan nama-nama pemain luar negeri yang dimaksud :

  • Pemain yang selalu sakit perut : Thomas Mulles


  • Pemain yang selalu diselingkuhin : Gonzalo Diduain

  • Pemain yang jadi bos geng motor : Robert KLEWANGdowski


  • Pemain yang sering dimakan sama siomay : Ashley Kol


  • Pemain yang sering dijadiin ikan asin : John TERI


  • Pemain yang selalu galau : Salomon Galau


  • Kiper yang dicerai istrinya : Nelson Duda

  • Pemain yang bisa hidup di air : Claudio MakeLELE


  • Kiper yang nikahin cewek dibawah umur : Cech Puji


  • Pemain yang jadi dalang OVJ : Alexandre Parto


  • Pemain yang jadi pelawak : Sule Muntari


  • Pemain yang bisa dimakan : Frank Lemper, Irfan Bacem


  • Pemain yang rasanya manis : Frank Bluebery


  • Pemain yang digigit nyamuk berbahaya : Angel Malaria


  • Pemain yang sering menyeruduk: Kevin Prince Banteng


  • Pemain yang bersifat preman : Michael PALLACK.


  • Pemain yang dipakai perabot rumah tangga: sergio TERMOS


  • Pemain yg sering sakit : LUKA Toni


  • Pemain yang sering mengagetkan anak kecil : Demba ciluk Ba

  • Pemain yang tidak pinter : Asmir BEGOvic


  • Pemain yang juga jualan HP cina: Toni Cross


  • Pemain yang sering di ceplok : Cristian Tello


  • Pemain yang sering diperas-peras : Sapi Hernandez, Sapi Sali


  • Pemain yag suka nyakitin orang : Eden Kasar

Read More

Sabtu, 15 Juni 2013

Mengapa Kita Mengantuk Sesudah Makan Siang?



Jam-jam setelah makan siang, biasanya adalah masa-masa yang paling susah dilewati. Walaupun malam sebelumnya kita sudah cukup tidur, tetap saja kita merasa mengantuk. Ada dua hal yang menyebabkan kita merasa ingin tidur siang

1. L-Tryptophan
L-Tryptophan adalah asam amino yang menjadi bahan dasar terbentuknya niacin, vitamin B. Niacin sendiri akan dipakai untuk membuat serotonin, zat penghantar sinyal di otak yang dapat menimbulkan perasaan nyaman dan menyebabkan kita jatuh tertidur.

Makanan yang kaya karbohidrat seperti nasi, akan merangsang pankreas untuk memproduksi insulin, yang akan menyimpan makanan dalam tubuh. Beberapa asam amino lain yang tadinya terkandung di dalam darah bersama-sama dengan L-Tryptophan, akan masuk ke dalam sel otot. Akibatnya, akan terjadi peningkatan pada konsentrasi relatif L-Tryptophan dalam darah dan serotonin yang terbentuk membuat kita mengantuk.

2. Proses pencernaan makanan
Tubuh akan mengirimkan darah ke sistem pencernaan karena proses pencernaan membutuhkan energi yang cukup besar, apalagi kalau makanan yang perlu dicerna mengandung banyak lemak. Energi yang diperlukan juga akan semakin bertambah besar seiring dengan semakin banyaknya makanan yang kita konsumsi. Pada saat ini, sistem saraf juga menyumbangkan sebagian stok darahnya dan sebagai akibatnya, sistem saraf akan mengalami kekurangan oksigen untuk sementara. Menurunnya efektivitas kerja saraf pada saat sistem pencernaan bekerja inilah yang juga membuat kita ingin tidur siang.
Read More

Jumat, 07 Juni 2013

T-SHIRT MOTIVASI


Kita semua tentu sering mendengar teori yang mengatakan kalau kemajuan suatu bangsa entah itu kemajuan di bidang ekonomi atau bidang yang lainnya salah satunya ditentukan oleh jumlah pengusaha yang ada dalam negara tersebut. Indonesia belum bisa lepas dari predikat negara berkembang karena jumlah pengusahanya yang sangat minim, saat ini saja jumlah pengusaha di Indonesia sangatlah minim yang hanya diperkirakan  hanya sebesar 0,8% dari total keseluruhan penduduk. Sedangkan jumlah pengusaha di negarqa-negara terdepan di dunia hingga saat ini hampir menyentuh angka 2%. 

Negara kita masih sangat jauh tertinggal dari segi jumlah pengusaha, hal ini dapat diakibatkan karena mindset orang Indonesia masih berorientasi sebagai pegawai atau karyawan. Memang sebagai pegawai atau karyawan kia bisa terhindar dari resiko-resiko yang mungkin dapat menghampiri sebagaimana layaknya resiko besar yang selalu menghantui seorang pengusaha atau enterpreneur. Akan tetapi bukankah untuk menjadi seseorang yang sukses secara luar biasa itu membutuhkan pengorbanan, proses, dan tantangan yang tidak mudah? Apabila kita memilih untuk menjadi seorang pegawai, dapat dipastikan kehidupan sehari-hari kita akan terasa sangat membosankan. Mulai dari bangun pagi lalu berangkat ke kantor hingga pulang pada sore harinya. Betapa membosankannya bila setiap ahri dilalui hanya dengan seperti itu.
Untuk menarik atau menumbuhkan jiwa wirausaha di kalangan masyarakat Indonesia dalam rangka mengejar ketertinggalan dari negara maju seperti Korea Selatan, Jepang, dan Amerika Serikat seorang pemuda jebolan Universitas Airlangga Surabaya mulai merintis usaha T-Shirt yang bertemakan motivasi menjadi seorang pengusaha. Dengan semangat kewirausahaan dan niat untuk menularkannya ke semua orang inilah usaha ini pertama kali dirintis. Maksud tulisan saya kali ini ingin mempromosikan T-Shirt yang dia buat, berikut ini adalah beberapa desain kaos yang bertemakan motivasi tersebut :


Menjual kaos motivasi menjadi seorang pengusaha


Bagaimana? tertarik untuk memulai sebuah usaha? Tunggu apalagi, Indonesia menanti kamu untuk menjadi seorang pengusaha besar seperti Jusuf Kalla, Chairul Tanjung, atau Hary Tanoe. Dan untuk semakin menambah motivasimu menjadi seorang enterpreneur besar tidak ada salahnya mengkoleksi salah satu T-Shirt di atas. Untuk pemesanan bisa langsung menghubungi Dewa Putu Agung Purwitayana di :
Telp : 081212970008 / 081807078678
Pin BB : 22E10FAC
YM: t_preneur
Read More

Selasa, 04 Juni 2013

Administrasi Publik: Konsep dan Definisinya

Definisi Administrasi Publik

Batasan administrasi publik dapat ditinjau dari aspek politik, legal, manajerial, dan okupasi. Dari aspek politik, administrasi publik adalah apa yang dilakukan oleh pemerintah (what government does). Disini, administrasi publik adalah segala aktivitas pemerintah yang mempengaruhi kehidupan keseharian masyarakat, baik pada ruang lingkup nasional maupun daerah. Hal senada juga disampaikan oleh Shafritz dan Russel (2003), bahwa berbicara tentang administrasi publik pasti berkenaan dengan aksi-aksi pemerintah dalam mengelola urusan-urusan publik (public affairs) atau implementasi kebijakan publik.

Sesuatu yang dilakukan oleh pemerintah bisa secara langsung ataupun tidak langsung. Secara langsung misalnya pemerintah menyediakan pelayanan pengiriman surat, pemenuhan kebutuhan listrik masyarakat, dan sebagainya. Secara tidak langsung, penyediaan pelayanan dilakukan oleh pemerintah melalui sektor swasta/bisnis.

Dalam menghadapi persoalan publik, pemerintah harus bisa mengambil keputusan apakah perlu atau tidak perlu melakukan sesuatu. Dan keputusan ini (melakukan atau tidak melakukan sesuatu) adalah kebijakan publik. Setiap keputusan (termasuk keputusan untuk tidak membuat suatu keputusan) dibuat oleh pihak-pihak yang memiliki kontrol politik dan diimplementasikan oleh administrator. Karenanya, kebijakan publik dan administrasi publik adalah dua sisi dari sebuah koin yang tidak dapat dipisahkan. Proses tidak berakhir hanya pada implementasi kebijakan. Saat pemerintah melakukan sesuatu, dipastikan ada upaya untuk membuat kebijakan publik menjadi lebih baik sehingga pembuatan keputusan adalah sebuah proses yang kontinyu.

Untuk memenuhi mandat legislatif, eksekutif, dan yudisial dan untuk menyediakan pelayanan dan regulasi kepada masyarakat umum maka dalam administrasi publik dimanfaatkan teori-teori dan proses-proses manajerial, politik, dan legal (Rosenbloom, 1986).

Dari aspek legal, administrasi publik ada dan dibatasi oleh instrumen hukum. Administrasi publik kemudian dimaknai sebagai hukum dalam tindakan dan secara inheren merupakan pelaksanaan atau eksekusi hukum publik. Administrasi tidak dapat ada tanpa fondasi legal. Di Indonesia, peraturan tertinggi adalah UUD 1945. Karenanya, semua legislasi yang dibuat tidak boleh bertentangan dengan UUD 1945. Demikian juga, segala sesuatu yang dilakukan oleh Presiden harus mendapat persetujuan dari legislatif. Dari aspek legal, administrasi adalah regulasi, yakni pemerintah harus menetapkan aturan yang mengatur tindakan masyarakat dan sektor swasta, apa yang dapat atau tidak dapat dilakukan oleh mereka.

Administrasi publik juga dapat dilihat sebagai suatu okupasi, yakni pekerjaan apapun yang dilakukan oleh birokrat; sebagai fisikawan, arsitek, dokter, dan sebagainya. Mereka seringkali melihat diri mereka berdasarkan profesi tertentu. Meskipun mereka tidak melihat dirinya sebagai administrator dalam pandangan menjadi seorang manajer, akan tetapi mereka tetap memberikan pelayanan kepada publik.
Periodisasi Studi Administrasi Publik

Menurut Nicholas Henry

Menurut Nicholas Henry, perkembangan studi administrasi publik dapat dibagi ke dalam beberapa periode. 

Periode I, yakni Dikotomi Politik/Administrasi, telah menandai periode dari 1900-1926 dan administrasi merupakan disiplin ilmu yang baru. Dimulai dengan tulisan Frank J. Goodnow yakni Politics and Administration (1900) dan mencapai puncaknya dalam karya Leonard D. White yakni Introduction to the Study of Public Administration (1926). Dorongan utama dari paradigma ini adalah pembedaan administrasi dari politik. Sejalan dengan upaya di atas, White (1926) menerima dikotomi politik/administrasi dan menggunakan istilah ”manajemen” sebagai cakupan khusus studi administrasi publik. Meskipun pemikiran White lebih berdasarkan pada ide Wilson dan Goodnow, ia juga menekankan aspek seperti rekrutmen pegawai, penilaian, klasifikasi, promosi, disiplin, dan pemberhentian. Menurut White, model bisnis merupakan model yang baik untuk diterapkan pada pemerintah.

Periode II yakni Prinsip-prinsip Administrasi telah menandai periode dari 1927-1937. Fokus utama dari administrasi publik adalah mencari dan mengartikulasikan prinsip-prinsip dasar administrasi yang dapat dipandang sebagai prinsip yang universal. W.F. Willoughby dengan tulisannya yakni “Principles of Public Administration” (1927) merupakan buku teks pertama yang mengartikulasikan prinsip-prinsip administrasi publik, kemudian mencapai puncaknya pada tulisan Luther Gulick dan Lyndall Urwick prinsip-prinsip administrasi publik, human organization merupakan fokus utama paradigma ini, politik yang irrespective, kelembagaan, atau sistem nilai. Periode dari 1937 hingga 1950 merupakan tantangan bagi prinsip-prinsip administrasi. Herbert Simon, melalui bukunya Administrative Behaviour (1947), menawarkan suatu paradigma baru yang berfokus pada konsep pembuatan keputusan, dengan pemisahan aspek-aspek faktual dan normatif dari administrasi publik.

Periode III, yakni Administrasi Publik sebagai Ilmu Politik menandai periode dari 1950 hingga 1970. Beberapa ilmuwan politik memandang proses administrasi sebagai suatu fase dari peradaban modern (Morstein Marx, 1946), sebagai ekologi manusia, tempat, teknologi, dan problem (Gaus, 1947), dan sebagai proses sosial dan pemerintahan, dan fakta-fakta ideologi (Waldo, 1948). Sarjana lain berfokus pada perilaku partisipan organisasi, yang lain berfokus pada pembuatan kebijakan publik. Akibatnya, administrasi publik kehilangan fokus dan identitasnya.

Periode IV, yakni Administrasi Publik sebagai Ilmu Administrasi menandai periode dari 1956 hingga 1970. Dalam paradigma ini, teori organisasi, perilaku organisasi, dan ilmu manajemen menjadi fokus studi administrasi publik. Dalam paradigma ini, ilmu administrasi publik dapat diartikulasikan dengan jelas.

Menurut Frederickson

Paradigma 1: Birokrasi Klasik. Fokus dari paradigma ini adalah struktur (desain) organisasi dan prinsip-prinsip manajemen, sedangkan lokusnya adalah berbagai jenis organisasi baik pemerintah maupun bisnis. Nilai pokok yang ingin diwujudkan adalah efisiensi, efektivitas, ekonomi, dan rasionalitas. Tokoh utama paradigma 1 adalah Weber, Wilson, Taylor, serta Gullick dan Urwick.

Paradigma 2: Birokrasi Neo-Klasik. Nilai yang ingin dicapai dalam paradigma ini sama seperti apa yang ingin dicapai pada Paradigma 1. Hanya saja fokus dan lokus keduanya berbeda. Pada paradigma 2, lokusnya adalah ”keputusan” yang dihasilkan oleh birokrasi pemerintahan, sedangkan fokusnya adalah proses pengambilan keputusan dengan perhatian khususnya pada penerapan ilmu perilaku, ilmu manajemen, analisa sistem, dan penelitian operasi. Tokoh utama paradigma 2 adalah Simon dan Cyert dan March.

Paradigma 3: Kelembagaan. Fokus perhatian paradigma ini adalah pemahaman perilaku birokrasi yang dipandang juga sebagai organisasi yang kompleks. Nilai-nilai seperti efiensi, efektivitas, dan produktivitas organisasi kurang mendapatkan perhatian. Salah satu aspek perilaku yang dikaji dalam paradigma ini adalah perilaku pengambilan keputusan yang bersifat gradual dan inkremental, yang oleh Lindblom dipandang sebagai satu-satunya cara untuk memadukan kemampuan dan keahlian birokrasi dengan preferensi kebijakan dan pejabat politik. Tokoh-tokoh dari paradigma ini adalah Thomson dan Etzioni.

Paradigma 4: hubungan kemanusiaan. Nilai yang mendasari paradigma ini adalah keikutsertaan dalam pengambilan keputusan, minimasi perbedaan status dan hubungan antar pribadi, keterbukaan, aktualisasi diri, dan optimasi tingkat kepuasan. Fokus dari paradigma ini adalah dimensi-dimensi kemanusiaan dan aspek sosial-psikologis dalam tiap jenis organisasi ataupun birokrasi. Diantara para teoritisi yang cukup berpengaruh dalam paradigma ini adalah Likert, Vaniel Kazt dan Robert Kahn.

Paradigma 5: Pilihan Publik. Fokus dalam paradigma ini tidak lepas dari politik, sedangkan fokusnya adalah pilihan-pilihan untuk melayani kepentingan publik akan barang dan jasa yang harus diberikan oleh sejumlah organisasi. Tokoh dari paradigma ini adalah Ostrom, Buchanan, dan Tullock.

Paradigma 6: Administrasi Negara Baru. Fokus dari paradigma ini adalah usaha untuk mengorganisasikan, menggambarkan, mendisain, atau membuat organisasi dapat berjalan ke arah sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan. Organisasi bersifat desentralistis, demokratis yang responsif dan ada partisipasi, serta memberikan jasa kepada masyarakat secara merata. Karakter dari paradigma ini adalah administrasi yang bebas nilai.

Read More

Minggu, 02 Juni 2013

Kilas Balik PKL Perbandingan Administrasi Negara

Surabaya! 
Akhir Mei 2013 kemarin tibalah hari yang ditunggu-tunggu (hampir) seluruh mahasiswa Administrasi Negara (AN) Universitas Airlangga (Unair). Selama tiga hari kedepan dari tanggal 30 Mei sampai tanggal 1 Juni 2013 seluruh mahasiswa AN Unair yang mengambil mata kuliah Perbandingan Administrasi Negara akan melaksanakan Praktek Kuliah Lapangan (PKL) di Kota Batu, Malang, Jawa Timur. Kalo biasanya mahasiswa sering ngerasa males atau sumpek dengan hal-hal yang berbau kuliah maka PKL kali ini adalah kebalikannya, kenapa? Ya karena PKL lebih mirip jalan-jalan daripada belajarnya. Hehe.. tapi memang seperti itulah kejadian yang sebenarnya  ketika kami tiga hari terjun ke lapangan (bukan lapangan sepak bola woi!) kebanyakan diantara kami semua menghabiskan waktu bermain lebih banyak daripada menggali informasi selengkap mungkin dari masyarakat untuk keperluan data dalam menyusun laporan PKL nanti. 

Jangan salah kaprah, meskipun waktu kami lebih banyak dimanfaatkan untuk jalan-jalan, main kartu, bercanda, tapi kami nggak lupa akan tujuan kami ke Malang, dan apabila kami sudah selesai wawancara dengan tokoh masyarakat dan selesai menyebar kuisioner ke warga sekitar barulah kami bermain sepuas hati sampai larut malam itung-itung sebagai acara untuk lebih mengakrabkan diri dengan teman-teman. PKL kali ini terasa sangat istimewa bagi kelompok saya karena selain ini merupakan kuliah lapangan pertama bagi kami, saat PKL kami kebetulan diberi tiket gratis masuk kawasan wisata Selecta yang kebetulan juga sangat dekat dengan homebase kelompok saya menginap. Orang baik hati yang memberikan tiket tersebut adalah salah seorang informan kami dalam PKL yaitu Bu Misty. Beliau adalah seorang kepala dusun wanita, ya Bu Misty adalah Kepala Dusun Kekep yang kami wawancarai untuk mengetahui bagaimana sistem pemerintahan di Dusun Kekep khususnya dan Desa Tulungrejo pada umumnya. 

Setelah melalui tiga hari yang menyenangkan di Malang, pada hari terakhir adalah saatnya kembali ke habitat asal kami. Rasa haru pun sedikit menyeruak di benak kami manakala harus berpamitan kepada Abah danUmi, pasangan suami istri pemilik rumah tempat kelompok kami bermalam selama PKL. Abah merupakan mantan kepala desa dan menjabat selama hampir dua puluh tahun di Desa Tulungrejo, yah bisa dibilang Abah adalah salah satu warga paling senior di sana .Selama tinggal di rumahnya pula Abah memberi banyak nasehat kepada kami tentang bagaimana seharusnya kami menjalani kehidupan agar menjadi orang yang berguna kelak, menjadi mahasiswa yang sukses dan berbakti pada orang tua. Terima kasih banyak Abah dan Umi atas nasehat dan segala kemudahan yang diberikan kepada kami selama kami mengikuti rangkaian kegiatan PKL, semoga Tuhan membalas kebaikan Abah dan Umi. Astungkara..

Bis yang akan mengantar kami kembali ke Surabaya pun sudah menanti di depan pintu gerbang kantor Kecamatan Bumiaji. Sebagian dari kami ada yang kembali ke Surabaya menggunakan motor pribadi sehingga kondisi bis agak kosong dan untungnya itu memberikan keuntungan tersendiri ke saya karena saya bisa melewatkan perjalanan panjang dari Malang ke Surabaya dengan tidur2an di jok bis. Hahahaha....
Perjalanan ke Surabaya yang biasanya hanya memakan waktu kurang lebih tiga jam dari Malang kali ini molor hingga satu jam karena macet di daerah Kepanjen dan macet berlanjut lagi hingga di pintu keluar tol Surabaya-Sidoarjo. Lama-lama di bis pun tak pelak membuat saya kedinginan juga akibat Pak Supir yang menghidupkan AC terlalu kencang.

Akhirnya tepat pukul delapan malam rombongan kami pun tiba di Kampus B Unair, setelah melewati tiga hari yang cukup melelahkan sekaligus menyenangkan di Malang mampu memberikan kesan tersendiri bagi semua mahasiswa AN Unair pada malam itu. 
Demikian postingan saya kali ini, semoga bisa menjadi inspirasi bagi kita semua dan sampai jumpa di PKL berikutnya.
Read More

Rabu, 29 Mei 2013

Teror Film Horor

Minggu-minggu ini bisa dibilang minggu-minggu 'Peak' bagi mahasiswa, khususnya para mahasiswa perantauan di Surabaya yang berasal dari Bali dan tinggal di sebuah asrama milik Pemprov Bali bernama Asrama Mahasiswa Bali "Tirtha Gangga". Minggu puncak dimana banyak tugas dan PR yang datang silih berganti bak kedatangan salesmen door to door yang  kehadirannya di rumah kita masing-masing tidak pernah diharapkan. 

Sore itu selepas pulang kuliah seperti biasa kami menggelar acara Bioskop Kamar Curut (BKC) Curut adalah nama anggota asrama yang kamarnya sering kami satroni untuk dijadikan homebase nonton film, ya bisa dibilang ini adalah ajang nonton film bareng anak asrama dan biasanya kami memutar film-film horor produksi negeri gajah putih yang masih tetangga'an dengan Indonesia. BKC seperti biasa dimulai agak malam selepas kami selesai mandi dan makan, lalu saya putar film yang sudah disiapkan. saat sedang asik nonton film horor (saya bener-bener terhanyut dan menghayati film horor tersebut sampai terkencing-kencing saking takutnya) dan pas lagi pertengahan film saya dan kawan-kawan yang sedang nonton diberi tahu bahwa ada satu teman kami yang mendadak sakit dan sekarang sedang dibawa ke Rumah Sakit (RS) Haji untuk didiagnosa ia sedang terkena penyakit apa. alhasil kami yang sedang seru-serunya nonton film pun merelakan waktu kami nonton untuk menyusul kawan kami yang namanya Nyaplir (dalam Bahasa Bali, Nyaplir itu bisa berarti meleset atau tidak tepat sasaran, Hahaha) ke RS. Haji.

Singkat cerita sesampainya di RS. Haji kami langsung mendapat kabar bahwa Nyaplir positif terkena Demam Berdarah (DB) lalu kami pun bergegas mencari di kamar mana Nyaplir dirawat. Teror psikologis terjadi mulai saat itu, kami yang baru saja menonton film horor masih terbayang dalam bayangan kami sosok hantu yang kami tonton barusan, apalagi di rumah sakit tersebut kami menggunakan lift untuk naik ke lantai atas tempat kamar Nyaplir. Alhasil kami pun menjadi phobia mendadak akibat ke rumah sakit sehabis nonton film horor yang ada hantu wanita di lift. Ketakutan kami makin menjadi-jadi saat kami ternyata keliru naik lift yang seharusnya kami naiki di ujung koridor rumah sakit. Lift yang salah kami naiki tersebut malah membawa kami ke sebuah lantai yang gelap dan lampunya mati semua, hanya ada sedikit cahaya dari gedung seberang yang menembus lewat sela-sela kaca. Keringat dingin pun mulai keluar dan mulut kami komat-kamit membaca Gayatri Mantra kalau-kalau hantu yang kami saksikan di film tadi muncul persis di hadapan kami. Unik memang kami terbawa ketakutan yang luar biasa, sebelumnya saya apabila bepergian ke rumah sakit pada tengah malam seperti itu tidak pernah ketakutan seperti sekarang ini, yah beginilah efek dari nonton film horor :p.

Pada akhirnya tidak ada apapun yang terjadi pada kami dan kami semua sampai di kamar Nyaplir dengan selamat. Teman-teman lain yang menunggu kedatangan kami di kamar Nyaplir pun tertawa terbahak-bahak mendengar betapa pengecutnya kami. Sial memang sudah ketakutan setengah mati, lalu malah diketawain pula. Last but not least sebelum saya akhiri tulisan ini, saya punya sedikit pesan bagi yang membaca tulisan ini : "Menonton film horor sebelum pergi ke rumah sakit tengah malam itu adalah sebuah KESALAHAN"
Read More

Sabtu, 27 April 2013

Hari Raya Nyepi, dari, Oleh, dan Untuk Indonesia

Beberapa saat yang lalu umat Hindu di Indonesia baru saja merayakan pergantian Tahun Saka, dimana sekarang Tahun Saka sudah memasuki angka ke 1935. Sudah ribuan tahun lalu sejak Aji Saka dari India pertama kali menginjakkan kaki di tanah Jawa yang berarti saat itu pula penanggalan tahun caka dimulai.
Masyarakat Hindu di Indonesia memaknai perayaan Nyepi ini sebagai momentum untuk merenung, introspeksi diri, serta memohon kepada Ida Shang Hyang Widhi Wasa agar tahun-tahun berikutnya bisa lebih baik daripada tahun sebelumnya. Berbeda dengan kebanyakan perayaan pergantian tahun oleh sejumlah keyakinan yang ada di dunia, perayaan pergantian tahun caka tidak diwarnai dengan hura-hura, pesta, ataupun menggelar acara yang semeriah mungkin hingga konvoi serta berbagai macam kegiatan lainnya yang identik dengan hedonisme. Perayaan pergantian tahun oleh umat Hindu mungkin merupakan satu-satunya di muka bumi ini yang jauh dari hiruk pikuk serta kegiatan-kegiatan bersenang-senang seperti kebanyakan kegiatan pergantian tahun misalnya pergantian tahun baru gregorian atau masehi, pergantian tahun baru Imlek, dan perayaan tahun baru Songkran menurut penanggalan di Thailand. Kesemua perayaan pergantian tahun yang telah disebutkan tadi diisi dengan sederet kegiatan meriah untuk menyambut datangnya lembaran baru di tahun yang baru.
Jika ditilik lebih dalam mengenai peringatan Hari Raya Nyepi yang penuh dengan kesunyian dan ketenangan patutlah kita sebagai umat Hindu berbangga hati karena dengan turut merayakan Nyepi bersama jutaan umat Hindu yang ada di Indonesia itu berarti kita telah melakukan suatu langkah nyata penyelamatan terhadap Bumi tempat kita tinggal. Disadari atau tidak dalam sehari perayaan Nyepi kita umat Hindu telah memberikan kesempatan kepada Ibu Pertiwi untuk beristirahat dan memberikan ruang baginya untuk sejenak menghela napas dari keseharian  yang penuh polusi, pemborosan Sumber Daya Alam (SDA). Inilah salah satu dedikasi Hindu untuk alam, kita adalah aktivis yang “tidak disadari” telah melakukan tindakan nyata untuk membuat bumi ini tetap terjaga keindahan dan kelestariannya. Berkaitan dengan sejumlah kerusakan alam di Indonesia, umat Hindu di Nusantara berusaha mengasihi alam dengan caranya sendiri.
Perayaan Nyepi sudah sangat melekat erat dengan umat Hindu di Bali. Untuk tahun-tahun kedepan diharapkan perayaan Nyepi bukan saja kearifan lokal dari masyarakat Bali saja, umat Hindu di Indonesia tersebar dari Sabang sampai Merauke dan tidak hanya di Bali, Nyepi sebagai salah satu hari raya besar nasional kedepannya semoga bisa menjadi milik semua masyarakat Indonesia dan kearifan masing-masing daerah bisa disatukan melalui peringatan Nyepi. Dalam perayaan Nyepi terkandung ajaran untuk tidak larut dalam kesenangan yang berlebihan, ajakan untuk mencintai alam beserta isinya, dan selalu mengintrospeksi diri sendiri agar menjadi pribadi yang menyenangkan bagi orang lain. Bukan hal yang mustahil apabila nilai-nilai dalam Nyepi bisa menyatu dengan berbagai kearifan lokal di berbagai daerah yang membentang di Indonesia. Nilai-nilai yang terkandung dalam perayaan Nyepi bukan hanya boleh dilakukan serta dimiliki oleh umat Hindu saja, namun tiap individu sejatinya bisa mensinergikan dan menyatukan prinsip-prinsip perayaan Nyepi dengan kearifan lokal yang berkembang atau ada di masing-masing daerah di Indonesia agar ajaran yang terkandung dalam Hari Raya Nyepi dapat diterima secara luas oleh masyarakat Indonesia sehingga akan meminimalisir terjadinya miskomunikasi serta mispersepsi mengenai perayaan Nyepi antar umat beragama.
  Untuk mencapai semua itu diperlukan kemauan, sebab disetiap ada kemauan pasti di sana ada jalan. Menyatukan kearifan lokal serta melestarikan lingkungan bukan masalah berhasil mencapainya atau tidak, tapi ini menyangkut mau atau tidaknya kita melakukan langkah-langkah kongkrit untuk meraih tujuan tersebut dan perayaan Nyepi tiap tahunnya semakin menguatkan kesadaran kita untuk terus menjaga nilai-nilai lokal yang ada di Indonesia serta keberlangusungan alam semesta, karena Nyepi sedari dulu memang dari, oleh, dan untuk Indonesia.
Read More

Jumat, 19 April 2013

Sekelebat Bayangan Kampung Halaman

Jumat, 19 April 2013....

Ditengah kesibukan mengikuti Ujian Tengah Semester genap ini, disaat materi kuliah seakan membuat pecah otak dan kepala, diantara setumpuk masalah di asrama dan kesunyian kamar 4X3 meter ini entah kenapa pikiran saya tertuju ke kehidupan menyenangkan di rumah. kehidupan yang hangat, segar... Sudah 194 hari sejak semester genap ini bergulir tidak sekalipun saya pernah menginjakkan kaki di halaman rumah. Tidak seperti biasanya saya begitu merindukan aura kamar rumah, sambutan Ajik dan Ibu di rumah serta candaan adik-adik di sana. Mungkin karena pengapnya suasana di tanah rantauan.. mungkin di asrama ini tidak ada sosok teman, mungkin karena tiada lagi tegur sapa diantara penghuni asrama ini. Yang pasti semua kondisi ini  sangatlah mendorong keinginan kembali pulang sangat besar. 

Ingin rasanya segera pulang... segera menghilang... merasakan sejenak damainya kehidupan di rumah agar diri ini tidak seterusnya memikul masalah demi masalah.
Read More

Follow This Blog