Minggu, 09 September 2012

Heading Baack to Surabaya

Bertepatan dengan perayaan Hari Raya Kuningan tanggal 8 September 2012 kemarin, saya pun sedari pagi sudah sibuk membantu orang tua dalam menyambut Kuningan ini, rutinitas sebagaimana mestinya seperti bangun pagi hari, mandi, mebanten dan sembahyang keliling pun saya lakoni. Yang tidak kalah pentingnya adalah pada sore harinya saya sudah harus berangkat ke Surabaya karena perkuliahan akan dimulai senin nanti. hufft... bisa dibayangkan betapa beratnya hati ini melangkah kembali ke Surabaya, ke kota perantauan... jauh dari saudara, orang tua, teman-teman, tetangga, dll. yah mau tidak mau ya saya harus kuat dan menutup serangkaian liburan di kampung halaman untuk kemudian segera fokus belajar dan mengerjakan tugas-tugas kuliah seperti biasa.

Setelah pamitan ke keluarga besar di Sanur dan Blahbatuh, tepat pukul 15.00 WITA saya sudah siap berangkat ke terminal untuk kemudian mencari bis yang akan mengantar saya sampai ke Surabaya. ini adalah momen-momen krusial, momen-momen yang menyedihkan dimana ibu dengan kehangatan pelukannya merelakan kepergian saya ke daerah nun jauh di seberang pulau sana, saya pun hanya bisa mengucapkan terima kasih banyak atas doa dan dukungannya sembari menahan air mata ini menetes karena tak kuasa menahan haru yang menggebu. Setelah puas bersalaman dengan keluarga akhirnya saya kemudian pergi diantar dengan Ajik saya ke Terminal Ubung yang letaknya persis di Jantung Kota Denpasar.

Sejujurnya kondisi badan saya sangat kelelahan dan drop karena tadi pagi bangun pagi sekali dan letih seusai berkeliling mebanten dan sembahyang di Sanur dan Blahbatuh, kedua tempat itu terpaut jarak yang tidak dekat. Tapi saya paksakan saja untuk berangkat karena tidak mungkin lagi untuk menundanya. Akhirnya setelah pamitan kepada Ajik, Ajik saya pun pulang setelah mengantar saya sampai ke terminal, saya hanya termanggu melihat dari balik kaca bus bayangan Ajik saya yang perlahan semakin menjauh dan mungkin tahun depan baru saya bisa pulang kampung lagi, dimana saya bisa kembali melepas rindu akan kehangatan keluarga, rindu akan suasana rumah yang damai di pedesaan Gianyar.

Pukul 18.00 WITA bis yang saya tumpangi pun mulai berangkat meninggalkan Kota Denpasar dengan kecepatan yang sedang. Saya pun memanfaatkan waktu selama 12 jam di bis dengan beristirahat karena saking capainya dan kepala saya yang sedikit pusing karena kebanyakan begadang akhir-akhir ini. Puja untuk Ida Shang Hyang Widhi Wasa, akhirnya saya selamat sampai di Surabaya pada pagi harinya pukul 04.00 WIB. Saya pun kembali ke asrama tempat saya tinggal selama hidup di perantauan, dimana asrama ini penghuninya adalah saudara-saudara saya dari Bali yang juga sedang menuntut ilmu di Surabaya, nama tempatnya adalah Asrama Mahasiswa Bali Tirta Gangga.

Sesampai di asrama saya sempat tersenetak akan kondisi asrama yang sedemikian parah, berantakan dan kotor karena baru saja tadi malam ada upacara piodalan yang jatuhnya tepat pada saat Kuningan, ya Pura Tirta Gangga yang ada di Asrama kami ini piodalannya memang bertepatan dengan Hari Raya Kuningan, jadi tidak aneh kalau kondisi asrama bisa sedemikian berantakannya.

Kemudian saya pun menghabiskan waktu dari pagi sampai sore harinya dengan tidur, selain karena rasa ngantuk yang menyerang sudah tidak dapat diajak kompromi lagi, kepala saya juga sangat pusing setelah perjalanan dengan bus tadi. 

Pada sore harinya pening di kepala saya sudah agak mendingan dan saya keluar kamar melihat teman-teman saya yang sedang sibuk membersihkan sampah-sampah sisa upacara agama kemarin, kami pun bergotong royong membersihkan asrama kami sembari melontarkan canda dan tawa. 

Yah, demikian kehidupan saya selama di perantauan... Belajar di kampus, membuat tugas, bersih-bersih di asrama, bercanda dengan teman-teman. Untunglah saya bisa tinggal di asrama, karena kalau pun saya tinggal indekos, belum tentu saya akan kuat menjalani kehidupan di perantuan tanpa adanya teman-teman dari Bali yang juga kuliah di sini. Tentu saya akan diserang dan dilanda kesepian apabila tinggal indekos. Obrolan dan canda teman-teman asrama sangat manjur untuk menggantikan kehangatan keluarga yang saya dapatkan di rumah, dan mungkin akan saya rasakan lagi pada Januari tahun depan.. Semoga...
Read More

Selasa, 31 Juli 2012

Inilah 52 jenis mahasiswa, kamu di posisi mana?




Ternyata menurut berbagai penelitian dan pengamatan, mahasiswa itu banyak jenisnya bro ! hahaha... berikut saya paparkan beberapa tipe mahasiswa sesuai keadaan dan sifat mereka di kampus :


1. Mahasiswa perfeksionis = mahasiswa yg anti sama nilai B. sekali dpt B langsung guling2 ditanah dan galau 7  turunan.


2. Mahasiswa studyholic = duduk paling depan, sehari2 ngurung diri dalam kamar buat belajar. motto hidupnya “tiada hari tanpa belajar”

3. Mahasiswa idiopatik = ga jelas kehidupannya di kampus. kadang2 ada, kadang2 ga ada.

4. Mahasiswa poli-organisasi = aktif diberbagai organisasi kampus. motto hidupnya “banyak organisasi, banyak rezeki”

5. Mahasiswa pasrah = dapat E? ah tenang, kan ga cuman aku doang yang ga lulus

6. Mahasiswa pecinta = kerjaan sehari2nya pacaran tak peduli tempat, waktu, dan lokasi.

7. Mahasiswa cadaLOver = saking terobsesinya sama cadaver, ampe kuliahnya hanya saat ada materi anatomi atau pratikum anatomi. (#kedokteranonly)

8. Mahasiswa SKS = tipe paling banyak di tiap kampus. belajar sampai larut hanya ketika besoknya ujian.

10. Mahasiswa paket hemat = datengnya pas praktikum,skill lab ma tutor doang

11. Mahasiswa galau = tiap malam ngetweet galau sambil dengerin lagu2 adele

12. Mahasiswa setengah dewa = Tiap hari kerjaan nya maen game dan OL, tapi selalu berhasil kalo ujian.

13. Mahasiswa gaul stadium 4 = ke kampus pakai kaos oblong dan celana jeans

14. Mahasiswa inhibitor = sukanya nanya2 ke dosen sehingga menghambat mahasiswa yg lain utk pulang

15. Mahasiswa kritis : selalu nanya jadwal kuliah padahal modul dia punya, dan bertanya terus kapan dosen masuk

16. Mahasiswa OVJ = tiada hari tanpa membuat tertawa teman2nya

17. Mahasiswa petani = datang paling pagi buat bookingin tempat duduk temen

18. Mahasiswa insert investigasi = niat dateng ke kampus buat nyari gosip2 ter-hot seangkatan

19. Mahasiswa asianlover = tiap hari ngebahas korea. suka teriak2 ga jelas tiap ngeliat foto/ video artis korea

20. Mahasiswa FreeAll = datang ke kmpus bawa laptop untuk dapat ngenet gratis dan download film gratis pake sinyal wifi kampus

21. Mahasiswa the ripper = pembunuh teman saat tutorial

22. Mahasiswa dreamer = kerjaannya tidur di kelas dari awal sampai habis

23. Mahasiswa KW 9 = beli buku yg bajakan semua.

24. Mahasiswa ekstrovert : suka gosipin kelakuan teman²nya & dosen

25. Mahasiswa pa bondan = dateng ke kampus cuma nongkrong di kantin sambil ngeborong kuliner

26. Mahasiswa introvert = punya bahan untuk belajar buat ujian dari dosen hanya disimpan buat sendiri, ogah bagiin ke teman²

27. Mahasiswa perpustakaan berjalan = kemana2 bawa buku yg tebel2

28. Mahasiswa JournalLover = bawa jurnal kemana2 tapi ga paham isinya apa

29. Mahasiswa model : kekampus pakai height heel lebih 10 cm„,

30. Mahasiswa pencabut dompet = sukanya nagih uang ke teman

31. Mahasiswa Konter = datang ke kampus menawarkan jasa pulsa elektrik

32. Mahasiswa recorder = hafal semua yang dikatakan dosen waktu kuliah

33. Mahasiswa program KB = IP 2 cukup

34. Mahasiswa hemat listrik : suka ngecas bb. Laptop,hape dikampus

35. Mahasiswa SOGO = ke kampus dandannya kaya mau liburan keluar negri

36. Mahasiswa hemat air = suka numpang mandi dan BAB di wc kampus

37. Mahasiswa buku berjalan = mahasiswa yang saking pinternya, ditanyain materi selalu bisa jawab

38. Mahasiswa game center = mahasiswa yang datang ke kampus cuma buat maen game online bareng temen seangkatan

39. Mahasiswa cool = paling suka duduk dibawah AC ketika kuliah

40. Mahasiswa las vegas = ke kampus cuma buat maen poker sama UNO di kantin.

41. Mahasiswa olahragawan = ke kampus selalu pake sepatu futsal

42. Mahasiswa superman = kemana-mana sobotta dan dorland d gendong d tas

43. Mahasiswa RU = ada apa apa dikit langsung updet pm, menuhin recent updates

44. Mahasiswa bermodal cinta = datang ke kampus ga bawa apa2

45. Mahasiswa joki 3 in 1 = suka nebeng temen ke kampus

46. Mahasiswa seks bebas = suka nyucuk flashdisk berisi virus ke berbagai laptop

47. Mahasiswa tutorial oriented = hanya belajar keras saat tutorial aja

48. Mahasiswa kupu2 = kuliah-pulang kuliah-pulang

49. Mahasiswa salesman = gaya berpakaiannya susah dibedakan antara mahasiswa dan salesman

50. Mahasiswa gaib = kehadirannya tidak jelas.

51. Mahasiswa kura - kura = kuliah rapat kuliah rapat

52. Mahasiswa Tilang = Titip absen langsung pulang

Bagaimana readers? mungkin diantara dari sekian banyak tipe mahasiswa yang saya paparkan diatas ada salah satunya yang paling mencerminkan dan paling persis dengan readers. Jika pun ada ya nggak usah minder, jalani saja, karena watak ya watak, mahasiswa tetap mahasiswa, tulang punggung negara di masa depan. Hidup Mahasiswa !!!
Read More

MASYARAKAT BALI HARUS CERDAS DALAM MENENTUKAN PILIHAN PADA PEMILUKADA BALI 2013


Pemilukada Gubernur DKI Jakarta telah usai dan menghasilkan pasangan  Jokowi-Ahok sebagai pemenang pada putaran pertama versi quick count, mengungguli pasangan incumbent Foke-Nara yang notabene sebelum digelarnya pemilukada dijagokan akan keluar sebagai pemenang berdasarkan hasil dari pelbagai lembaga survei. Meskipun hasil resmi pada putaran pertama nanti baru akan diumumkan oleh KPU pada tanggal 20 Juli 2012. Namun hasil itu agaknya tidak akan berubah signifikan mengingat pasangan Jokowi-Ahok mendulang suara sebanyak 42,59% jauh mengungguli pesaing terdekatnya Foke-Nara yang mengumpulkan perolehan suara sebanyak 34,32 %. Meskipun demikian, Pemilukada harus dilakukan dalam dua putaran dimana putaran kedua akan dilaksanakan pada September mendatang.  Ya, DKI Jakarta memang menerapkan aturan yang berbeda dalam pemilihan gubernur mereka, karena pasangan calon gubernur dan wakil gubernur harus memperoleh raihan suara sebanyak 50% + 1 untuk dinyatakan sebagai pemenang pemilu.

Banyak lembaga survei menjagokan Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli, namun pasangan Jokowi-Ahok mampu membungkam semua hasil survei tersebut dengan memperoleh raihan suara jauh mengungguli Foke-Nara. Banyak kejutan yang terjadi pada Pemilukada DKI Jakarta 2012 ini, seperti kekalahan pasangan Alex Noerdin dan Nono Sampono atas pasangan calon gubernur asal jalur independen Faisal Basri dan Biem enyamin. Secara kasat mata tentu orang akan mengira perolehan suara pasangan Alex-Nono tentu akan unggul atas Faisal-Biem karena Alex-Nono diusung oleh partai penguasa Orde Baru dan beberapa koalisi, namun kenyataan dilapangan berkata lain, justru pasangan independen Faisal-Biem yang perolehan suaranya diatas pasangan Alex-Nono. Hal ini tentunya sangat mengejutkan. 

Kejutan demi kejutan yang hadir di Pemilukada DKI Jakarta tahun ini saya harapkan terjadi juga pada Pemilukada Bali tahun depan. Masyarakat Jakarta telah menyadarkan seluruh masyarakat tanah air bahwa belum tentu semua prediksi yang beredar jauh sebelum Pemilukada itu benar, mereka juga mengajarkan kita untuk memilih pemimpin yang sederhana, mengayomi, dan pro kepada rakyat, hal itu tercermin dalam kepribadian Jokowi yang begitu dicintai oleh masyarakat Solo sebagai Walikota mereka, Jokowi dianggap mampu mengayomi dan memperjuangkan aspirasi masyarakatnya. Hal ini lah yang diyakini sebagai kunci sukses Jokowi  mampu dalam menaklukan liar dan ketatnya pemilukada DKI Jakarta dimana tipe masyarakatnya adalah majemuk dan terdiri dari berbagai golongan yang ada di Nusantara. Ini bisa dijadikan pelajaran bagi siapapun bakal calon gubernur dan wakil gubernur dalam Pemilukada Bali tahun 2013 nanti, hendaknya mereka mengubur anggapan bahwa janji-janji muluk dan pencitraan semu belaka akan mampu menggerakan masyarakat untuk memilih mereka.

Cara lain harus ditempuh, misalnya dengan sikap yang dekat dengan masyarakat, melayani masyarakat dengan setulus hati, jangan hanya janji belaka namun setelah terpilih nanti malah keluar sikap congkaknya. Masyarakat sekarang sudah jauh lebih pintar menilai dan menentukan pilihan mereka. Tingkat pengetahuan masyarakat akan dunia perpolitikan sudah jauh lebih memadai dengan banyaknya tayangan berita dan situasi perpolitikan di tanah air belakangan, jadi jangan harap bisa mengelabui masyarakat lagi dengan janji-janji muluk. Semoga masyarakat Bali mampu bersikap seperti halnya masyarakat ibukota yang cerdas dalam menentukan pilihan dalam Pemilukada Bali tahun depan.
Read More

Sabtu, 28 Juli 2012

Meneladani Komitmen Negara Lain dalam Mengatasi Kemacetan dan Kepadatan Penduduk

Membaca berita yang ada di VOA pada tanggal 27 Juli 2012 yang berjudul "Raja Thailand Ubah Protokol Untuk Kurangi Macet" bagi saya adalah sebuah kesadaran yang muncul dari dalam diri sang pemimpin. Bagaimana tidak, masyarakat Thailand yang kesal dan menuduh konvoi atau arak-arakan setiap anggota kerajaan lewat merupakan penyebab utama kemacetan. Kritik yang dilayangkan masyarakat Thailand tersebut rupanya sangat mengena dan jadi pertimbangan Raja Thailand untuk mengubah protokol yang ia anggap kuno. Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej tidak ingin setiap terjadi kemacetan parah di jalan masyarakat selalu berpikir bahwa ada anggota keluarga kerajaan yang lewat. Ia berusaha meyakinkan masyarakat Thailand bahwa keluarga kerajaan sama sekali tidak berniat untuk mengganggu lalu lintas dan menyebabkan kemacetan.

Berita mengenai Raja Thailand yang mengubah protokol demi kelancaran lalu lintas tertinggal di benak saya. Saya kira Raja Thailand Bhumibol Adulyadej menerapkan budaya malu, yakni malu pada dirinya sendiri karena masyarakat Thailand berprasangka ia dan keluarga kerajaan merupakan biang keladi kemacetan yang sering terjadi apabila ada anggota keluarga kerajaan sedang lewat di jalan. Demi membersihkan namanya dan keluarga kerajaan agar tidak dicap buruk, ia pun membuat kebijakan mengubah protokol.
Suatu sikap yang saya rasa sangat perlu diterapkan di Indonesia, sayangnya pemerintah masih terkesan menutup mata mengenai permasalahan kemacetan di beberapa kota besar di Indonesia. Pemerintah selalu mengklaim masih terus berusaha mengatasi kemacetan namun sampai sekarang belum membuahkan hasil. Yang ada justru kemacetan semakin sering terjadi dan membuat kerugian yang tidak sedikit. Bayangkan berapa banyak waktu yang terbuang sia-sia apabila terjebak dalam kemacetan.

Langkah positif pemerintah negara lain dalam mengatasi kemacetan ada pada pemerintah Inggris yang  meluncurkan program sepeda seperti yang diberitakan VOA dalam "Atasi Kemacetan, London Luncurkan Program Sepeda" disini terlihat komitmen serius pemerintah Inggris dalam mengurangi volume kendaraan bermotor di jalan sekaligus program go green yang ramah lingkungan. Diharapkan dengan program sepeda tersebut masyarakat Inggris dalam bepergian akan lebih memilih menggunakan sepeda daripada kendaraan bermotor yang bisa menimbulkan pencemaran udara. Sungguh suatu langkah yang patut diapresiasi.

Pemerintah Korea Selatan juga memiliki terobosan dalam mengatasi kemacetan, dalam berita VOA yang berjudul "Korsel Resmikan Kota Baru Sebagai Solusi Atasi Kemacetan Lalu Lintas Seoul". Kota baru yang bernama Sejong tersebut terletak 120 Km sebelah selatan Seoul dan berpenduduk sekitar 120 ribu orang. Pemerintah Korea Selatan berencana memindahkan 16 kementerian dan 20 badan lain ke Sejong untuk memeratakan persebaran penduduk agar tiddak bertumpuk di Seoul saja. Sekali lagi menurut saya ini merupakan langkah yang bagus sekali dalam usaha memeratakan pembangunan dan persebaran penduduk sekaligus mengatasi kemacetan. Indonesia bisa mereplikasi terobosan brilian dari pemerintah Korea Selatan yang Meresmikan kota Baru bernama Sejong ini.

Dahulu bangsa Indonesia sempat diributkan dengan berita mengenai rencana pemerintah Indonesia untuk memindahkan Ibukota Negara Indonesia dari Jakarta ke Palangkaraya. Opsi ini berkembang melihat Jakarta sudah sangat tidak layak untuk dijadikan sebagai Ibukota Negara Indonesia karena kemacetan parah yang setiap hari terjadi dan daya tampung kota Jakarta terhadap arus urbanisasi sudah tidak mencukupi lagi. Jakarta tidak ubahnya sebuah kota yang penuh sesak dan macet dengan tingkat kriminalitas tinggi yang ada di dalamnya. 

Namun wacana tetap wacana, pemindahan Ibukota tetap tidak terlaksana hingga kini, sesungguhnya ini merupakan sebuah gagasan yang masuk akal untuk dilaksanakan karena tingkat kejahatan, kepadatan penduduk hingga kemacetan di Jakarta sudah sangat parah. Semoga para pemimpin negeri ini bisa meninggalkan ego masing-masing dan mulai memikirkan terobosan yang bisa mengurangi jumlah kemacetan yang kian hari kian bertambah banyak tidak hanya di kota-kota besar saja namun juga di daerah lain yang merupakan pusat ekonomi dan pemerintahan. Pemerintah Indonesia bisa meneladani keseriusan komitmen pemerintah negara lain seperti yang disebutkan diatas dalam rangka mengatasi kepadatan penduduk dan kemacetan. Belum terlambat untuk berbenah, harapan masih ada, sekarang tergantung kepada pemerintah dan masyarakat Indonesia sendiri untuk memantapkan hati dan pikiran mewujudkan Indonesia seperti yang kita idam-idamkan selama ini.
Read More

Jumat, 27 Juli 2012

Perbanyak, Ruang Hijau pada Rumah Tradisional Bali

Sejak satu dasawarsa belakangan ini kita rasakan bahwa perubahan iklim maupiun cuaca kian tidak menentu. Pada saat sudah waktunya datang musim penghujan, musim kemarau yang kering kerontang belum juga beranjak pergi. demikian juga sebaliknya. kondisi seperti ini tentu memicu merebaknya berbagai macam penyakit dan kian menjamurnya bakteri yang bisa merugikan manusia. Perubahan iklim yang tidak menentu ini pun menyebabkan banyak orang jatuh sakit. Penyakit yang sering muncul pada saat cuaca tidak menentu ini biasanya adalah pilek, flu, demam dan masih banyak lagi. 


Posisi atau letak geografis Indonesia yang berada diantara dua benua dan samudra mengakibatkan Indonesia menjadi sangat unik dan sekaligus menyebabkan fluktuasi iklim. Faktor lainnya adalah semakin berkurangnya ruang hijau baik di perkotaan ataupun di pedesaan. Akibatnya terjadi global warming yang menyebabkan suhu di bumi ini naik sekitar 0,74 + 0,18° C  selama seratus tahun terakhir dan berimbas pada cairnya es yang ada di kutub utara dan kutub selatan. Isu global warming ini telah menjadi isu global dan sangat perlu mendapat perhatian serius dari seluruh masyarakat dunia. Jika keadaan ini terus menerus dibiarkan maka para ilmuwan memperkirakan bahwa suhu bumi akan naik 1,4 - 3° C  pada tahun 2050. Bisa dibayangkan bagaimana wajah bumi saat itu, kekeringan melanda dan ancaman naiknya permukaan air laut yang mengakibatkan semakin banyak pulau-pulau kecil tenggelam, permukaan daratan pun akan semakin terkikis oleh air laut, serta kebakaran hutan akibat kekeringan yang berkepanjangan. Saya rasa kita semua tidak menginginkan kondisi seperti itu benar-benar terjadi nantinya. Tidak akan terjadi!

Masih ada waktu untuk berbenah dan menyelamatkan bumi ini dari ancaman global warming, kendati dampak global warming sudah dirasakan semakin meluas. Angin segar datang dari sebuah penelitian empat  orang siswa SMA Negeri 3 Denpasar, seperti yang dilansir oleh VOA di website resminya yang berjudul "Ruang Hijau Rumah Bali Serap 154 Ton CO2/Hari" siswa-siswi tersebut meneliti tentang peranan ruang hijau yang terletak di belakang rumah tradisional Bali atau disebut dengan tebe ternyata mampu menyerap gas buang karbondioksida sampai sekitar 154.000 Kg sehari. Penelitian yang dilakukan dalam waktu yang tidak sebentar tersebut menunjukkan bahwa ruang hijau di belakang rumah tradisional masyarakat Bali kebanyakan sangat ampuh untuk mengurangi jumlah gas karbondioksida yang menjadi salah satu gas penyebab global warming selain chlorofluorocarbon (CFC). Jumlah tersebut sangatlah membantu dalam upaya mengurangi kadar karbondioksida di udara. 

Tebe sesungguhnya adalah suatu lahan atau pekarangan yang cukup luas dimana umumnya terdapat di belakang rumah tradisional masyarakat Bali. Menyerupai hutan mini yang terdapat berbagai macam pepohonan, masyarakat tradisional Bali umumnya menanam pohon pisang, kelapa, ubi, dan pelbagai tanaman lainnya yang bisa dimanfaatkan untuk keperluan sehari-hari. secara tidak langsung menurut hasil penelitian, tebe ternyata memberikan manfaat lebih selain urusan dapur dan rumah tangga. keberadaan tebe mampu mengurangi jumlah karbondioksida dan menurunkan suhu disekitar tebe sehingga tidak heran hawa sejuk langsung terasa ketika kita menjejakkan kaki di rumah tradisional Bali yang dibelakangnya memiliki tebe.

Sayangnya keberadaan rumah tradisional Bali yang memiliki tebe sudah semakin jarang ditemui. Banyaknya penduduk dan tidak diimbangi tersedianya lahan yang cukup membuat tebe sekarang sudah sangat langka. Ini menjadi tugas kita bersama untuk menambah ruang hijau pada wilayah perkotaan maupun di pedesaan agar mengurangi jumlah karbondioksida di udara sekligus membuat udara disekitar menjadi bersih dan kaya akan oksigen. Dimulai dari rumah tradisional Bali dengan konsep kearifan lokalnya sangat mungkin diterapkan di wilayah lain dengan menyisakan sedikit pekarangan rumah untuk dijadikan ruang hijau pemasok oksigen. Menilik masih banyak lahan hijau di pulau seperti Sumatera, Kalimantan, dan Papua. Kita harus menjaga dengan baik lahan hijau tersebut agar dampak global warming dapat kita cegah mulai dari sekarang sebelum semuanya terlambat untuk disesali kemudian.
Read More

Follow This Blog