Rabu, 07 Agustus 2013

Meet With Foreign Student at Ubud

Liburan kuliah semester empat ini seperti biasa saya minim jadwal (pengangguran). Tidak tau apa yang mesti dilakukan untuk mengisi liburan. Padahal saat kuliah masih berjalan begitu banyak hal yang ingin saya lakukan di kampung halaman.

Setelah bingung kesana-kemari mencari kegiatan liburan selain main sepakbola dan ke rumah teman, saya dapat ajakan dari teman yang juga kuliah di Surabaya tetapi beda kampus dengan saya. Namanya adalah Tukik (re: anak penyu). Tukik yang kebetulan pamannya adalah pemilik sebuah bar di kawasan wisata Ubud mengajak saya dan Angon untuk main-main ke bar pamannya sembari melatih kemampuan bahasa Inggris kami yang pas-pasan. Kami pun setuju untuk mampir ke sana.
Sesampai di bar tersebut, kami langsung disuguhi minuman. Tukik kemudian mengenalkan kami pada kenalannya dari luar negeri. Mereka adalah sekumpulan mahasiswi dari berbagai negara yang sedang liburan ke Bali sambil belajar Bahasa Inggris. Mereka berasal dari bermacam-macam negara, ada yang dari Inggris, China, Belanda, Skotlandia, Australia, dll. Kami pun segera berbaur dengan mereka dan terlibat berbagai macam obrolan ringan mulai dari memperkenalkan diri masing-masing hingga obrolan seputar kehidupan di negara masing- masing.

Dari obrolan ringan tersebut kami dapat menangkap bahwa mereka sangat mengagumi adat dan perilaku keseharian masyarakat di Bali, mereka juga mengatakan sempat belajar membuat canang. "Our culture was so different!" kata Jeanne si mahasiswi dari Skotlandia. Mereka berada di Bali kurang lebih selama tiga minggu dan harus kembali ke negara mereka masing-masing minggu depan. Waktu menunjukkan pukul 01.00 Wita tapi kami semua seakan larut dalam pembicaraan seraya mereka-reka mengenai kepribadian serta tukar menukar informasi di negara masing-masing. Tentu saja obrolan kami ini menggunakan Bahasa Inggris dan tidak menggunakan bantuan  subtitle sebagaimana saat menonton film-film asing. Inilah yang dimaksud oleh Tukik agar kita bisa meningkatkan kemampuan berbicara Bahas Inggris kita walaupun dalam percakapan dengan mereka grammar atau tata bahasa yang kami ucapkan bisa dibilang jauh dari memuaskan.

Begitulah pengalaman saya saat itu, pengalaman berharga bisa berinteraksi dengan mahasiswi dari luar negeri. Kelak suatu saat saya akan balik mengunjungi mereka di negaranya. Suatu saat nanti? Ya semoga ada kesempatan untuk melakukannya. Astungkara...
Read More

Follow This Blog