Jumat, 21 Juni 2013

Plesetan Nama Pemain Bola


Pemain-pemain sepak bola tidak hanya lihai memainkan si kulit bundar di atas lapangan hijau, beberapa di antara mereka memiliki nama yang bisa diplesetkan. Berikut merupakan nama-nama pemain luar negeri yang dimaksud :

  • Pemain yang selalu sakit perut : Thomas Mulles


  • Pemain yang selalu diselingkuhin : Gonzalo Diduain

  • Pemain yang jadi bos geng motor : Robert KLEWANGdowski


  • Pemain yang sering dimakan sama siomay : Ashley Kol


  • Pemain yang sering dijadiin ikan asin : John TERI


  • Pemain yang selalu galau : Salomon Galau


  • Kiper yang dicerai istrinya : Nelson Duda

  • Pemain yang bisa hidup di air : Claudio MakeLELE


  • Kiper yang nikahin cewek dibawah umur : Cech Puji


  • Pemain yang jadi dalang OVJ : Alexandre Parto


  • Pemain yang jadi pelawak : Sule Muntari


  • Pemain yang bisa dimakan : Frank Lemper, Irfan Bacem


  • Pemain yang rasanya manis : Frank Bluebery


  • Pemain yang digigit nyamuk berbahaya : Angel Malaria


  • Pemain yang sering menyeruduk: Kevin Prince Banteng


  • Pemain yang bersifat preman : Michael PALLACK.


  • Pemain yang dipakai perabot rumah tangga: sergio TERMOS


  • Pemain yg sering sakit : LUKA Toni


  • Pemain yang sering mengagetkan anak kecil : Demba ciluk Ba

  • Pemain yang tidak pinter : Asmir BEGOvic


  • Pemain yang juga jualan HP cina: Toni Cross


  • Pemain yang sering di ceplok : Cristian Tello


  • Pemain yang sering diperas-peras : Sapi Hernandez, Sapi Sali


  • Pemain yag suka nyakitin orang : Eden Kasar

Read More

Sabtu, 15 Juni 2013

Mengapa Kita Mengantuk Sesudah Makan Siang?



Jam-jam setelah makan siang, biasanya adalah masa-masa yang paling susah dilewati. Walaupun malam sebelumnya kita sudah cukup tidur, tetap saja kita merasa mengantuk. Ada dua hal yang menyebabkan kita merasa ingin tidur siang

1. L-Tryptophan
L-Tryptophan adalah asam amino yang menjadi bahan dasar terbentuknya niacin, vitamin B. Niacin sendiri akan dipakai untuk membuat serotonin, zat penghantar sinyal di otak yang dapat menimbulkan perasaan nyaman dan menyebabkan kita jatuh tertidur.

Makanan yang kaya karbohidrat seperti nasi, akan merangsang pankreas untuk memproduksi insulin, yang akan menyimpan makanan dalam tubuh. Beberapa asam amino lain yang tadinya terkandung di dalam darah bersama-sama dengan L-Tryptophan, akan masuk ke dalam sel otot. Akibatnya, akan terjadi peningkatan pada konsentrasi relatif L-Tryptophan dalam darah dan serotonin yang terbentuk membuat kita mengantuk.

2. Proses pencernaan makanan
Tubuh akan mengirimkan darah ke sistem pencernaan karena proses pencernaan membutuhkan energi yang cukup besar, apalagi kalau makanan yang perlu dicerna mengandung banyak lemak. Energi yang diperlukan juga akan semakin bertambah besar seiring dengan semakin banyaknya makanan yang kita konsumsi. Pada saat ini, sistem saraf juga menyumbangkan sebagian stok darahnya dan sebagai akibatnya, sistem saraf akan mengalami kekurangan oksigen untuk sementara. Menurunnya efektivitas kerja saraf pada saat sistem pencernaan bekerja inilah yang juga membuat kita ingin tidur siang.
Read More

Jumat, 07 Juni 2013

T-SHIRT MOTIVASI


Kita semua tentu sering mendengar teori yang mengatakan kalau kemajuan suatu bangsa entah itu kemajuan di bidang ekonomi atau bidang yang lainnya salah satunya ditentukan oleh jumlah pengusaha yang ada dalam negara tersebut. Indonesia belum bisa lepas dari predikat negara berkembang karena jumlah pengusahanya yang sangat minim, saat ini saja jumlah pengusaha di Indonesia sangatlah minim yang hanya diperkirakan  hanya sebesar 0,8% dari total keseluruhan penduduk. Sedangkan jumlah pengusaha di negarqa-negara terdepan di dunia hingga saat ini hampir menyentuh angka 2%. 

Negara kita masih sangat jauh tertinggal dari segi jumlah pengusaha, hal ini dapat diakibatkan karena mindset orang Indonesia masih berorientasi sebagai pegawai atau karyawan. Memang sebagai pegawai atau karyawan kia bisa terhindar dari resiko-resiko yang mungkin dapat menghampiri sebagaimana layaknya resiko besar yang selalu menghantui seorang pengusaha atau enterpreneur. Akan tetapi bukankah untuk menjadi seseorang yang sukses secara luar biasa itu membutuhkan pengorbanan, proses, dan tantangan yang tidak mudah? Apabila kita memilih untuk menjadi seorang pegawai, dapat dipastikan kehidupan sehari-hari kita akan terasa sangat membosankan. Mulai dari bangun pagi lalu berangkat ke kantor hingga pulang pada sore harinya. Betapa membosankannya bila setiap ahri dilalui hanya dengan seperti itu.
Untuk menarik atau menumbuhkan jiwa wirausaha di kalangan masyarakat Indonesia dalam rangka mengejar ketertinggalan dari negara maju seperti Korea Selatan, Jepang, dan Amerika Serikat seorang pemuda jebolan Universitas Airlangga Surabaya mulai merintis usaha T-Shirt yang bertemakan motivasi menjadi seorang pengusaha. Dengan semangat kewirausahaan dan niat untuk menularkannya ke semua orang inilah usaha ini pertama kali dirintis. Maksud tulisan saya kali ini ingin mempromosikan T-Shirt yang dia buat, berikut ini adalah beberapa desain kaos yang bertemakan motivasi tersebut :


Menjual kaos motivasi menjadi seorang pengusaha


Bagaimana? tertarik untuk memulai sebuah usaha? Tunggu apalagi, Indonesia menanti kamu untuk menjadi seorang pengusaha besar seperti Jusuf Kalla, Chairul Tanjung, atau Hary Tanoe. Dan untuk semakin menambah motivasimu menjadi seorang enterpreneur besar tidak ada salahnya mengkoleksi salah satu T-Shirt di atas. Untuk pemesanan bisa langsung menghubungi Dewa Putu Agung Purwitayana di :
Telp : 081212970008 / 081807078678
Pin BB : 22E10FAC
YM: t_preneur
Read More

Selasa, 04 Juni 2013

Administrasi Publik: Konsep dan Definisinya

Definisi Administrasi Publik

Batasan administrasi publik dapat ditinjau dari aspek politik, legal, manajerial, dan okupasi. Dari aspek politik, administrasi publik adalah apa yang dilakukan oleh pemerintah (what government does). Disini, administrasi publik adalah segala aktivitas pemerintah yang mempengaruhi kehidupan keseharian masyarakat, baik pada ruang lingkup nasional maupun daerah. Hal senada juga disampaikan oleh Shafritz dan Russel (2003), bahwa berbicara tentang administrasi publik pasti berkenaan dengan aksi-aksi pemerintah dalam mengelola urusan-urusan publik (public affairs) atau implementasi kebijakan publik.

Sesuatu yang dilakukan oleh pemerintah bisa secara langsung ataupun tidak langsung. Secara langsung misalnya pemerintah menyediakan pelayanan pengiriman surat, pemenuhan kebutuhan listrik masyarakat, dan sebagainya. Secara tidak langsung, penyediaan pelayanan dilakukan oleh pemerintah melalui sektor swasta/bisnis.

Dalam menghadapi persoalan publik, pemerintah harus bisa mengambil keputusan apakah perlu atau tidak perlu melakukan sesuatu. Dan keputusan ini (melakukan atau tidak melakukan sesuatu) adalah kebijakan publik. Setiap keputusan (termasuk keputusan untuk tidak membuat suatu keputusan) dibuat oleh pihak-pihak yang memiliki kontrol politik dan diimplementasikan oleh administrator. Karenanya, kebijakan publik dan administrasi publik adalah dua sisi dari sebuah koin yang tidak dapat dipisahkan. Proses tidak berakhir hanya pada implementasi kebijakan. Saat pemerintah melakukan sesuatu, dipastikan ada upaya untuk membuat kebijakan publik menjadi lebih baik sehingga pembuatan keputusan adalah sebuah proses yang kontinyu.

Untuk memenuhi mandat legislatif, eksekutif, dan yudisial dan untuk menyediakan pelayanan dan regulasi kepada masyarakat umum maka dalam administrasi publik dimanfaatkan teori-teori dan proses-proses manajerial, politik, dan legal (Rosenbloom, 1986).

Dari aspek legal, administrasi publik ada dan dibatasi oleh instrumen hukum. Administrasi publik kemudian dimaknai sebagai hukum dalam tindakan dan secara inheren merupakan pelaksanaan atau eksekusi hukum publik. Administrasi tidak dapat ada tanpa fondasi legal. Di Indonesia, peraturan tertinggi adalah UUD 1945. Karenanya, semua legislasi yang dibuat tidak boleh bertentangan dengan UUD 1945. Demikian juga, segala sesuatu yang dilakukan oleh Presiden harus mendapat persetujuan dari legislatif. Dari aspek legal, administrasi adalah regulasi, yakni pemerintah harus menetapkan aturan yang mengatur tindakan masyarakat dan sektor swasta, apa yang dapat atau tidak dapat dilakukan oleh mereka.

Administrasi publik juga dapat dilihat sebagai suatu okupasi, yakni pekerjaan apapun yang dilakukan oleh birokrat; sebagai fisikawan, arsitek, dokter, dan sebagainya. Mereka seringkali melihat diri mereka berdasarkan profesi tertentu. Meskipun mereka tidak melihat dirinya sebagai administrator dalam pandangan menjadi seorang manajer, akan tetapi mereka tetap memberikan pelayanan kepada publik.
Periodisasi Studi Administrasi Publik

Menurut Nicholas Henry

Menurut Nicholas Henry, perkembangan studi administrasi publik dapat dibagi ke dalam beberapa periode. 

Periode I, yakni Dikotomi Politik/Administrasi, telah menandai periode dari 1900-1926 dan administrasi merupakan disiplin ilmu yang baru. Dimulai dengan tulisan Frank J. Goodnow yakni Politics and Administration (1900) dan mencapai puncaknya dalam karya Leonard D. White yakni Introduction to the Study of Public Administration (1926). Dorongan utama dari paradigma ini adalah pembedaan administrasi dari politik. Sejalan dengan upaya di atas, White (1926) menerima dikotomi politik/administrasi dan menggunakan istilah ”manajemen” sebagai cakupan khusus studi administrasi publik. Meskipun pemikiran White lebih berdasarkan pada ide Wilson dan Goodnow, ia juga menekankan aspek seperti rekrutmen pegawai, penilaian, klasifikasi, promosi, disiplin, dan pemberhentian. Menurut White, model bisnis merupakan model yang baik untuk diterapkan pada pemerintah.

Periode II yakni Prinsip-prinsip Administrasi telah menandai periode dari 1927-1937. Fokus utama dari administrasi publik adalah mencari dan mengartikulasikan prinsip-prinsip dasar administrasi yang dapat dipandang sebagai prinsip yang universal. W.F. Willoughby dengan tulisannya yakni “Principles of Public Administration” (1927) merupakan buku teks pertama yang mengartikulasikan prinsip-prinsip administrasi publik, kemudian mencapai puncaknya pada tulisan Luther Gulick dan Lyndall Urwick prinsip-prinsip administrasi publik, human organization merupakan fokus utama paradigma ini, politik yang irrespective, kelembagaan, atau sistem nilai. Periode dari 1937 hingga 1950 merupakan tantangan bagi prinsip-prinsip administrasi. Herbert Simon, melalui bukunya Administrative Behaviour (1947), menawarkan suatu paradigma baru yang berfokus pada konsep pembuatan keputusan, dengan pemisahan aspek-aspek faktual dan normatif dari administrasi publik.

Periode III, yakni Administrasi Publik sebagai Ilmu Politik menandai periode dari 1950 hingga 1970. Beberapa ilmuwan politik memandang proses administrasi sebagai suatu fase dari peradaban modern (Morstein Marx, 1946), sebagai ekologi manusia, tempat, teknologi, dan problem (Gaus, 1947), dan sebagai proses sosial dan pemerintahan, dan fakta-fakta ideologi (Waldo, 1948). Sarjana lain berfokus pada perilaku partisipan organisasi, yang lain berfokus pada pembuatan kebijakan publik. Akibatnya, administrasi publik kehilangan fokus dan identitasnya.

Periode IV, yakni Administrasi Publik sebagai Ilmu Administrasi menandai periode dari 1956 hingga 1970. Dalam paradigma ini, teori organisasi, perilaku organisasi, dan ilmu manajemen menjadi fokus studi administrasi publik. Dalam paradigma ini, ilmu administrasi publik dapat diartikulasikan dengan jelas.

Menurut Frederickson

Paradigma 1: Birokrasi Klasik. Fokus dari paradigma ini adalah struktur (desain) organisasi dan prinsip-prinsip manajemen, sedangkan lokusnya adalah berbagai jenis organisasi baik pemerintah maupun bisnis. Nilai pokok yang ingin diwujudkan adalah efisiensi, efektivitas, ekonomi, dan rasionalitas. Tokoh utama paradigma 1 adalah Weber, Wilson, Taylor, serta Gullick dan Urwick.

Paradigma 2: Birokrasi Neo-Klasik. Nilai yang ingin dicapai dalam paradigma ini sama seperti apa yang ingin dicapai pada Paradigma 1. Hanya saja fokus dan lokus keduanya berbeda. Pada paradigma 2, lokusnya adalah ”keputusan” yang dihasilkan oleh birokrasi pemerintahan, sedangkan fokusnya adalah proses pengambilan keputusan dengan perhatian khususnya pada penerapan ilmu perilaku, ilmu manajemen, analisa sistem, dan penelitian operasi. Tokoh utama paradigma 2 adalah Simon dan Cyert dan March.

Paradigma 3: Kelembagaan. Fokus perhatian paradigma ini adalah pemahaman perilaku birokrasi yang dipandang juga sebagai organisasi yang kompleks. Nilai-nilai seperti efiensi, efektivitas, dan produktivitas organisasi kurang mendapatkan perhatian. Salah satu aspek perilaku yang dikaji dalam paradigma ini adalah perilaku pengambilan keputusan yang bersifat gradual dan inkremental, yang oleh Lindblom dipandang sebagai satu-satunya cara untuk memadukan kemampuan dan keahlian birokrasi dengan preferensi kebijakan dan pejabat politik. Tokoh-tokoh dari paradigma ini adalah Thomson dan Etzioni.

Paradigma 4: hubungan kemanusiaan. Nilai yang mendasari paradigma ini adalah keikutsertaan dalam pengambilan keputusan, minimasi perbedaan status dan hubungan antar pribadi, keterbukaan, aktualisasi diri, dan optimasi tingkat kepuasan. Fokus dari paradigma ini adalah dimensi-dimensi kemanusiaan dan aspek sosial-psikologis dalam tiap jenis organisasi ataupun birokrasi. Diantara para teoritisi yang cukup berpengaruh dalam paradigma ini adalah Likert, Vaniel Kazt dan Robert Kahn.

Paradigma 5: Pilihan Publik. Fokus dalam paradigma ini tidak lepas dari politik, sedangkan fokusnya adalah pilihan-pilihan untuk melayani kepentingan publik akan barang dan jasa yang harus diberikan oleh sejumlah organisasi. Tokoh dari paradigma ini adalah Ostrom, Buchanan, dan Tullock.

Paradigma 6: Administrasi Negara Baru. Fokus dari paradigma ini adalah usaha untuk mengorganisasikan, menggambarkan, mendisain, atau membuat organisasi dapat berjalan ke arah sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan. Organisasi bersifat desentralistis, demokratis yang responsif dan ada partisipasi, serta memberikan jasa kepada masyarakat secara merata. Karakter dari paradigma ini adalah administrasi yang bebas nilai.

Read More

Minggu, 02 Juni 2013

Kilas Balik PKL Perbandingan Administrasi Negara

Surabaya! 
Akhir Mei 2013 kemarin tibalah hari yang ditunggu-tunggu (hampir) seluruh mahasiswa Administrasi Negara (AN) Universitas Airlangga (Unair). Selama tiga hari kedepan dari tanggal 30 Mei sampai tanggal 1 Juni 2013 seluruh mahasiswa AN Unair yang mengambil mata kuliah Perbandingan Administrasi Negara akan melaksanakan Praktek Kuliah Lapangan (PKL) di Kota Batu, Malang, Jawa Timur. Kalo biasanya mahasiswa sering ngerasa males atau sumpek dengan hal-hal yang berbau kuliah maka PKL kali ini adalah kebalikannya, kenapa? Ya karena PKL lebih mirip jalan-jalan daripada belajarnya. Hehe.. tapi memang seperti itulah kejadian yang sebenarnya  ketika kami tiga hari terjun ke lapangan (bukan lapangan sepak bola woi!) kebanyakan diantara kami semua menghabiskan waktu bermain lebih banyak daripada menggali informasi selengkap mungkin dari masyarakat untuk keperluan data dalam menyusun laporan PKL nanti. 

Jangan salah kaprah, meskipun waktu kami lebih banyak dimanfaatkan untuk jalan-jalan, main kartu, bercanda, tapi kami nggak lupa akan tujuan kami ke Malang, dan apabila kami sudah selesai wawancara dengan tokoh masyarakat dan selesai menyebar kuisioner ke warga sekitar barulah kami bermain sepuas hati sampai larut malam itung-itung sebagai acara untuk lebih mengakrabkan diri dengan teman-teman. PKL kali ini terasa sangat istimewa bagi kelompok saya karena selain ini merupakan kuliah lapangan pertama bagi kami, saat PKL kami kebetulan diberi tiket gratis masuk kawasan wisata Selecta yang kebetulan juga sangat dekat dengan homebase kelompok saya menginap. Orang baik hati yang memberikan tiket tersebut adalah salah seorang informan kami dalam PKL yaitu Bu Misty. Beliau adalah seorang kepala dusun wanita, ya Bu Misty adalah Kepala Dusun Kekep yang kami wawancarai untuk mengetahui bagaimana sistem pemerintahan di Dusun Kekep khususnya dan Desa Tulungrejo pada umumnya. 

Setelah melalui tiga hari yang menyenangkan di Malang, pada hari terakhir adalah saatnya kembali ke habitat asal kami. Rasa haru pun sedikit menyeruak di benak kami manakala harus berpamitan kepada Abah danUmi, pasangan suami istri pemilik rumah tempat kelompok kami bermalam selama PKL. Abah merupakan mantan kepala desa dan menjabat selama hampir dua puluh tahun di Desa Tulungrejo, yah bisa dibilang Abah adalah salah satu warga paling senior di sana .Selama tinggal di rumahnya pula Abah memberi banyak nasehat kepada kami tentang bagaimana seharusnya kami menjalani kehidupan agar menjadi orang yang berguna kelak, menjadi mahasiswa yang sukses dan berbakti pada orang tua. Terima kasih banyak Abah dan Umi atas nasehat dan segala kemudahan yang diberikan kepada kami selama kami mengikuti rangkaian kegiatan PKL, semoga Tuhan membalas kebaikan Abah dan Umi. Astungkara..

Bis yang akan mengantar kami kembali ke Surabaya pun sudah menanti di depan pintu gerbang kantor Kecamatan Bumiaji. Sebagian dari kami ada yang kembali ke Surabaya menggunakan motor pribadi sehingga kondisi bis agak kosong dan untungnya itu memberikan keuntungan tersendiri ke saya karena saya bisa melewatkan perjalanan panjang dari Malang ke Surabaya dengan tidur2an di jok bis. Hahahaha....
Perjalanan ke Surabaya yang biasanya hanya memakan waktu kurang lebih tiga jam dari Malang kali ini molor hingga satu jam karena macet di daerah Kepanjen dan macet berlanjut lagi hingga di pintu keluar tol Surabaya-Sidoarjo. Lama-lama di bis pun tak pelak membuat saya kedinginan juga akibat Pak Supir yang menghidupkan AC terlalu kencang.

Akhirnya tepat pukul delapan malam rombongan kami pun tiba di Kampus B Unair, setelah melewati tiga hari yang cukup melelahkan sekaligus menyenangkan di Malang mampu memberikan kesan tersendiri bagi semua mahasiswa AN Unair pada malam itu. 
Demikian postingan saya kali ini, semoga bisa menjadi inspirasi bagi kita semua dan sampai jumpa di PKL berikutnya.
Read More

Follow This Blog