Selasa, 26 April 2011

Pagerwesi


Halo pembaca ,

Setelah lama tidak nge-blog,akhirnya muncul inisiatif untuk memposting sesuatu yang berkaitan dengan budaya Hindu.pada postingan kali ini saya akan membahas sedikit perayaan / hari raya yang kebetulan sekarang sedang dirayakan oleh umat Hindu Bali ,tepatnya pada tanggal 27 April 2011 ini.
Hari raya Pagerwesi berkaitan dengan hari raya Sarasvati yang dirayakan umat Hindu 4 hari sebelumnya,Pagerwesi jatuh pada hari Rabu kliwon wuku Sinta.
Dalam sistim kalender wuku yang berlaku di Bali, wuku Watugunung adalah urutan wuku yang terakhir dari 30 wuku yang ada, sedangkan wuku Sinta adalah wuku dalam urutan pertama atau awal dari suatu siklus wuku.
Kata "pagerwesi" artinya pagar dari besi. Ini me-lambangkan suatu perlindungan yang kuat. Segala sesuatu yang dipagari berarti sesuatu yang bernilai tinggi agar jangan mendapat gangguan atau dirusak.

Hari Raya Pagerwesi sering diartikan oleh umat Hindu sebagai hari untuk memagari diri yang dalam bahasa Bali disebut magehang awak. Nama Tuhan yang dipuja pada hari raya ini adalah Sanghyang Pramesti Guru.

Sanghyang Paramesti Guru adalah nama lain dari Dewa Siwa sebagai manifestasi Tuhan untuk melebur segala hal yang buruk. Dalam kedudukannya sebagai Sanghyang Pramesti Guru, beliau menjadi gurunya alam semesta terutama manusia. Hidup tanpa guru sama dengan hidup tanpa penuntun, sehingga tanpa arah dan segala tindakan jadi ngawur.

Dalam lontar Sundarigama disebutkan:

"Budha Kliwon Shinta Ngaran Pagerwesi payogan Sang Hyang Pramesti Guru kairing ring watek Dewata Nawa Sanga ngawerdhiaken sarwa tumitah sarwatumuwuh ring bhuana kabeh."

Artinya:

Rabu Kliwon Shinta disebut Pagerwesi sebagai pemujaan Sang Hyang Pramesti Guru yang diiringi oleh Dewata Nawa Sanga (sembilan dewa) untuk mengembangkan segala yang lahir dan segala yang tumbuh di seluruh dunia.

Jika dikaji lebih dalam, timbul rasa kagum yang sangat tinggi kepada para Maha Rsi yang telah mengajarkan dan menyebarluaskan agama Hindu di Bali sejak berabad-abad lampau.

Beliau adalah Maha Rsi Markandeya, Mpu Kuturan, dan Danghyang Nirartha, yang telah mengaplikasikan ajaran-ajaran Weda dalam kehidupan sehari-hari, antara lain dengan menetapkan hari-hari raya di Bali, di mana tiap-tiap hari raya mempunyai makna dan merupakan tonggak-tonggak peringatan bagi umat Hindu untuk senantiasa memelihara kehidupan yang sakral dalam mewujudkan dharma.

Kita mempunyai kewajiban mendalami makna hari-hari raya itu serta meresapkannya dalam hati untuk dilaksanakan, agar tercapai kehidupan yang mokshartam jagaditaya ca iti dharmah.

Sekian dulu postingan dari saya hari ini,sebagaimana layaknya hari raya tentunya semua aktivitas di Bal selama har raya Pagerwesi ini diliburkan oleh pemerintah Bali \(´`)/.namun kami masyarakat Bali hari ini disibukkan dengan kegiatan persembahyangan ke Pura dan mebanten sejak pagi harinya.

Tidak ada komentar:

Follow This Blog