Angin menerbangkan segala, tetapi tidak kenangan. Dan, di sanalah aku meraba kembali yang pernah terjadi. Mungkin kau juga terlempar ke masa lalu ketika semua terasa begitu baru.
Malam tampak begitu cepat turun di tempat ini, secepat kabut-kabut. Kita saling bicara tentang apa saja, sebagai manusia dengan masa lalu yang misterius.
Kota-kota di semua benua seakan meluncur dari mulut kita dan kita seakan berada di sana. Tetapi kita di sini, di sebuah tempat yang mungkin terlupakan di peta.
Kita menjalin kenangan hari ini dan mencoba mendamaikannya dengan masa lalu yang beku. Adakah semua berhasil? Aku tak tahu.
Mungkin semua awalnya seperti sebotol soda dingin yang menyegarkan tenggorokan. Perlahan, semua buih menghilang dan hanya pahit yang terasa. Kita bertemu untuk saling berpisah. Kita mengenal untuk saling melupakan. Mungkin karena itu pula, aku tak menyibak semua rahasia, karena semuanya akan terasa sia-sia.
Ribuan detik setelah masa itu, angin masih bertiup. Aku menengok masa lalu dan kau mungkin menyongsong masa depan. Kita tidak pernah bertukar apapun, kecuali seuntai cerita.
Angin malam hari ini pun tidak berhasil menghapuskan semua cerita. Tetapi cerita hanyalah cerita.