Beberapa
saat yang lalu umat Hindu di Indonesia baru saja merayakan pergantian Tahun Saka,
dimana sekarang Tahun Saka sudah memasuki angka ke 1935. Sudah ribuan tahun
lalu sejak Aji Saka dari India pertama kali menginjakkan kaki di tanah Jawa
yang berarti saat itu pula penanggalan tahun caka dimulai.
Masyarakat
Hindu di Indonesia memaknai perayaan Nyepi ini sebagai momentum untuk merenung,
introspeksi diri, serta memohon kepada Ida Shang Hyang Widhi Wasa agar
tahun-tahun berikutnya bisa lebih baik daripada tahun sebelumnya. Berbeda
dengan kebanyakan perayaan pergantian tahun oleh sejumlah keyakinan yang ada di
dunia, perayaan pergantian tahun caka tidak diwarnai dengan hura-hura, pesta,
ataupun menggelar acara yang semeriah mungkin hingga konvoi serta berbagai
macam kegiatan lainnya yang identik dengan hedonisme. Perayaan pergantian tahun
oleh umat Hindu mungkin merupakan satu-satunya di muka bumi ini yang jauh dari
hiruk pikuk serta kegiatan-kegiatan bersenang-senang seperti kebanyakan kegiatan
pergantian tahun misalnya pergantian tahun baru gregorian atau masehi,
pergantian tahun baru Imlek, dan perayaan tahun baru Songkran menurut
penanggalan di Thailand. Kesemua perayaan pergantian tahun yang telah disebutkan
tadi diisi dengan sederet kegiatan meriah untuk menyambut datangnya lembaran
baru di tahun yang baru.
Jika
ditilik lebih dalam mengenai peringatan Hari Raya Nyepi yang penuh dengan
kesunyian dan ketenangan patutlah kita sebagai umat Hindu berbangga hati karena
dengan turut merayakan Nyepi bersama jutaan umat Hindu yang ada di Indonesia
itu berarti kita telah melakukan suatu langkah nyata penyelamatan terhadap Bumi
tempat kita tinggal. Disadari atau tidak dalam sehari perayaan Nyepi kita umat
Hindu telah memberikan kesempatan kepada Ibu Pertiwi untuk beristirahat dan
memberikan ruang baginya untuk sejenak menghela napas dari keseharian yang penuh polusi, pemborosan Sumber Daya
Alam (SDA). Inilah salah satu dedikasi Hindu untuk alam, kita adalah aktivis yang
“tidak disadari” telah melakukan tindakan nyata untuk membuat bumi ini tetap
terjaga keindahan dan kelestariannya. Berkaitan dengan sejumlah kerusakan alam
di Indonesia, umat Hindu di Nusantara berusaha mengasihi alam dengan caranya
sendiri.
Perayaan
Nyepi sudah sangat melekat erat dengan umat Hindu di Bali. Untuk tahun-tahun
kedepan diharapkan perayaan Nyepi bukan saja kearifan lokal dari masyarakat
Bali saja, umat Hindu di Indonesia tersebar dari Sabang sampai Merauke dan
tidak hanya di Bali, Nyepi sebagai salah satu hari raya besar nasional
kedepannya semoga bisa menjadi milik semua masyarakat Indonesia dan kearifan
masing-masing daerah bisa disatukan melalui peringatan Nyepi. Dalam perayaan
Nyepi terkandung ajaran untuk tidak larut dalam kesenangan yang berlebihan,
ajakan untuk mencintai alam beserta isinya, dan selalu mengintrospeksi diri
sendiri agar menjadi pribadi yang menyenangkan bagi orang lain. Bukan hal yang
mustahil apabila nilai-nilai dalam Nyepi bisa menyatu dengan berbagai kearifan
lokal di berbagai daerah yang membentang di Indonesia. Nilai-nilai yang
terkandung dalam perayaan Nyepi bukan hanya boleh dilakukan serta dimiliki oleh
umat Hindu saja, namun tiap individu sejatinya bisa mensinergikan dan
menyatukan prinsip-prinsip perayaan Nyepi dengan kearifan lokal yang berkembang
atau ada di masing-masing daerah di Indonesia agar ajaran yang terkandung dalam
Hari Raya Nyepi dapat diterima secara luas oleh masyarakat Indonesia sehingga
akan meminimalisir terjadinya miskomunikasi serta mispersepsi mengenai perayaan
Nyepi antar umat beragama.
Untuk mencapai semua itu diperlukan kemauan, sebab
disetiap ada kemauan pasti di sana ada jalan. Menyatukan kearifan lokal serta
melestarikan lingkungan bukan masalah berhasil mencapainya atau tidak, tapi ini
menyangkut mau atau tidaknya kita melakukan langkah-langkah kongkrit untuk
meraih tujuan tersebut dan perayaan Nyepi tiap tahunnya semakin menguatkan
kesadaran kita untuk terus menjaga nilai-nilai lokal yang ada di Indonesia
serta keberlangusungan alam semesta, karena Nyepi sedari dulu memang dari,
oleh, dan untuk Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar